Saat ini, proses evakuasi masih sedang terus dilakukan oleh sejumlah petugas dan relawan. Pendataan dan penanganan darurat pun masih sedang dilakukan. Sebagian masyarakat masih berada di luar rumah. Mereka berada di tempat aman. Gempa susulan sampai malam ini masih sering berlangsung.
Wartapilihan.com, Makassar — Tim Medis dari Rumah Sehat BAZNAS Makassar, Sulawesi Selatan dan sejumlah relawan bergabung bersama Tim BAZNAS Tanggap Bencana untuk bergerak menuju lokasi gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Koordinator Tim BAZNAS, Ade Hilman mengatakan, saat ini ia dan tim dari Jakarta telah tiba di Makassar, dan segera bergabung dengan Tim medis untuk bergerak menempuh perjalanan darat selama 12 jam ke lokasi.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Komang Adi Sujendra dalam tayangan video yang menyebar melalui aplikasi percakapan mengatakan, hadirnya bantuan obat-obatan dan tenaga medis memang sangat diperlukan. Sebab saat ini banyak korban membutuhkan pertolongan.
Selain kebutuhan itu, diperlukan juga peralatan rumah sakit lapangan, terpal dan selimut.
Menurut BMKG, berdasarkan analisis peta guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Donggala IV MMI, Palu III MMI, Poso II MMI). Info dari masyarakat di lapangan, telah pula terjadi tsunami di sejumlah titik di Donggala.
Karena putusnya sarana komunikasi dan belum memadainya proses pendataan, sementara terlaporkan ada 1 orang meninggal Dunia, 10 orang luka-luka dan sejumlah rumah dan bangunan rusak akibat gempa tadi.
Saat ini proses evakuasi masih sedang terus dilakukan oleh sejumlah petugas dan relawan. Pendataan dan penanganan darurat pun masih sedang dilakukan. Sebagian masyarakat masih berada di luar rumah. Mereka berada di tempat aman. Gempa susulan sampai malam ini masih sering berlangsung.
Sampai saat ini, Forum Zakat (FOZ) terus menggkoordinasikan seluruh anggota dan jaringan FOZ, maka malam ini terdata ada 44 orang relawan yang berangkat mewakili masing-masing lembaga anggota FOZ. Malam ini tim tadi berangkat dari berbagai titik. Ada yang berangkat dari Jakarta, Bandung, Makasar dan Gorontalo. Tim tadi sementara merupakan tim awal dan baru dari 5 lembaga anggota FOZ.
Pengalaman FOZ mengkoordinasikan penanganan bencana di Lombok sebelumnya, maka fokus FOZ adalah memastikan adanya koordinasi yang terjalin baik antara member FOZ maupun dengan Lembaga lainnya yang ada di lapangan. Hal-hal di lapangan terkait pembagian peran, area serta titik aktivitas bisa dibicarakan dengan mudah dengan difasilitasi oleh FOZ.
Menurut Ketua Umum FOZ, Bambang Suherman, mengapa koordinasi ini penting dilakukan, karena tidak lain, dengan koordinasi yang baik, maka setiap tahapan dalam respon akan bisa lebih efektif dan menjangkau semakin luas.
Sekjend FOZ, Nana Sudiana menambahkan bahwa member FOZ selama ini cukup senang dengan pola koordinasi dan komunikasi yang dilakukan FOZ. FOZ bukan hanya menjadi perekat juga menjadi data center perkembangan bencana nantinya.
Tim relawan member FOZ terdiri dari tim medis, tim asessment awal, tim pendahulu atau sejenis itu dan tim evakuasi. Mereka datang sebagai relawan dan tanpa mengenal pamrih. Mereka datang dan hadir ke Sulteng, semata-mata memenuhi panggilan kemanusiaan.
“Dari data yang di update member FOZ, insyaallah gelombang berikutnya akan hadir lebih banyak lagi dengan bantuan yang juga semakin beragam. Termasuk jumlah lembaganya juga semakin banyak lagi yang terlibat,” ujar Nana.
Penanganan darurat terus diupayakan
Gempabumi dengan kekuatan magnitude 7,7 yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi magnitudo 7,4 telah mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28/9/2018 pukul 17.02 WIB. Pusat gempa. Pusat gempa pada 10 km pada 27 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempabumi berpotensi tsunami.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 – 3 meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat. BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami sejak Jumat (28/9) pukul 17.36 WIB.
Berdasarkan konfirmasi kepada BMKG, tsunami terjadi menerjang pantai. Posko BNPB juga telah mengkonfirmasi ke BPBD bahwa tsunami telah menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala. Beberapa video yang didokumentasikan masyarakat dan disebarkan di sosial media mengenai tsunami di Kota Palu dan Donggala adalah benar. Gempa tsunami menimbulkan korban jiwa.
“Laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh. Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai. Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan,” kata Sutopo.
Petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban. Korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan.
Sutopo menjelaskan, kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan. Operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kemkominfo telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.
Kepala BNPB bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada malam ini melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helicopter. Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari 28/9/2018 pukul 19.26 WITA hingga 29/9/2018 pukul 19.20 WITA. Sementara itu, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan. Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helicopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim ini membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya.
TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130. Basarnas akan menggerakan 30 personil bererta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga akan menggerakkan personil dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.
“Komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Gempa susulan masih terus berlangsung,” ujar dia.
Ahmad Zuhdi