BBM Naik Tanpa Publikasi

by
Foto: GridOto.

Pada 1 Juli 2018 kemarin, harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex naik tanpa pemberitahuan terhadap publik.

Wartapilihan.com, Jakarta –Menurut Amir Hamzah selaku Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW),
kebijakan ini ia nilai sebagai bentuk kepanikan Presiden RI, Joko Widodo, oleh karena hutang yang jatuh tempo.

Amir mengatakan, cara termudahnya ialah dengan menaikkan harga BBM secara diam-diam.

“Pemerintahan Jokowi ini panik luar biasa karena utang luar negeri yang jatuh tempo,” kata Amir, dilansir dari Teropong Senayan, Senin, (2/6/2018).

Amir mengungkapkan, hingga Juli 2019, Jokowi harus membayar utang luar negeri sekitar Rp 810 Triliun. Artinya, setiap bulannya wajib mencicil Rp 70 triliun.

“Bagimana cara gampang cari uang? Salah satunya menaikan harga BBM ini. Pemerintah sudah tidak peduli terhadap kesengsaraan rakyat,” tutur dia.

Ia menjelaskan, cara lain untuk mencari dana segar untuk melakukan pembayaran cicilan hutang, diantaranya pemerintah menggalakkan pemakaian yang elektronik seperti e-money.

“Jadi, sulit diharapkan lagi pemerintahan saat ini, karena tidak memikirkan nasib mayoritas rakyat,” ujar Amir.

Seperti diketahui, Pertamina menaikkan kembali harga bahan bakar minyak nonsubsidi atau alias bahan bakar khusus.

Kenaikan harga itu berlaku diseluruh Indonesia namun besaran kenaikannya bervariasi, menyesuaikan dengan provinsi masing-masing.

Namun, menurut VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, besaran kenaikannya antara Rp 600 sampai Rp 900.

Harga baru Pertamax di DKI Jakarta, misal, naik menjadi Rp 9.500 per liter dari sebelumnya Rp 8.900. Harga Pertamax Turbo sebelumnya Rp 10.100 per liter kini menjadi Rp 10.700 per liter. Harga Dexlite dari harga Rp 8.100 per liter menjadi Rp 9.000 per liter. Pertamax Dex dari harga Rp 10.000 per liter menjadi Rp 10.500 per liter.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry juliantono menanggapi hal ini dengan mengatakan, rakyat jangan diam saja dan harus protes tentang kenaikan harga BBM secara diam-diam tersebut.

“Yang kemarin menaikkan pertalite dengan kenaikan yang sangat besar dan menimbulkan tanda tanya dimasyarakat. Sekarang menaikkan harga yang meskipun non subsidi dan tidak dipergunakan masyarakat secara umum tetapi sangat memberatkan,” kata Ferry.

Menurut Ferry, sekarang semua lapisan masyarakat menerima beban yang berat pada kehidupan mereka. Ditambah lagi dengan persoalan pengangguran dan harga barang yang semakin meninggi.

“Saya berkesimpulan bahwa memang pemerintah kesulitan membayar cicilan dan pokok hutang yang jatuh tempo, dan pada saat yang sama nilai rupiah menurun terus mendekati Rp 14.500. Ya ini tanda krisis ekonomi,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menanggapi, kenaikan BBM non subsidi tersebut menunjukkan pemerintah tengah berada dalam masalah perekonomian, terlebih tak adanya pengumuman dalam menaikkan harga tersebut.

“Pertama, kenaikan BBM ini bisa disebut ketidak-mampuan pemerintah mengelola manajemen energi. Listrik naik, BBM naik, tarif tol nol, dolar naik semuanya menunjukkan negeri ini punya masalah besar. Pemerintah perlu menjelaskan alasan kenaikan ini,” papar dia.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *