“BANGSAT”

by

Kata “Bangsat” dalam bahasa Melayu sehari-hari artinya ; seorang yang curang, penipu, koruptor dan mencakup beragam kejahatan dan keburukan yang merugikan orang lain ( masyarakat ).

Di kampung saya dahulu, di Kalimantan Barat, ada dua entitas etnis yang dianggap indentik dengan Bangsat.

Pertama adalah Yahudi.
Walaupun Yahudi tidak ada seorang pun di kampung saya namun kalau ada seseorang yang berbuat curang, jahat atau pelit kedekut, maka dia di olok-olok sebagai Yahudi.

Yang kedua adalah Cina.
Sehingga ada sarkastik ( ejekan ) yang berbunyi ; ” Dayak, Melayu ( baik ), Cina Bangsat ! ”
Karena Cina suka berjudi, minum arak dan kadang menipu dalam berdagang.

Tapi, setelah banyak orang Melayu beristerikan amoy, gadis Cina, sarkastik itu hilang begitu saja.

Begitu pula kata ; ” Yahudi kau ni ! ” ( Yahudi kamu ini ! ) bagi yang culas atau bangsat belakangan sudah menguap juga.
Mungkin karena sudah banyak orang Melayu, Dayak, Jawa, Madura dan suku-suku lainnya yang juga culas ( bangsat ) seperti Yahudi.
Wallahu a’lam.

Sebagian orang Jakarta menyebut kepinding atau kutu busuk yang suka bersarang di kursi rotan atau bale-bale dengan
sebutan “Bangsat” lantaran binatang kecil berwarna coklat kemerahan itu diam-diam dari celah-celah kursi rotan suka menghisap darah.

Singkat cerita, di mana-mana yang namanya bangsat itu
sama saja, semuanya jahat dan busuk seperti kutu busuk yang menghisap darah.
Namun ketahuilah, tidak ada bangsat yang lebih busuk dari pada pemerintah yang menjadi penguasa kemudian menipu dan mendzalimi rakyat.

Agaknya bangsat jenis ini amat sulit dilawan lewat pemilu karena dia justeru menjadi bangsat lewat pemilu yang penuh kecurangan.
Tapi harus dilawan dengan revolusi dan perlawanan rakyat yang sekarang disebut People Power.

( Iwan Hasanul Akmal )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *