Ashin Wirathu Dilarang Ceramah Setahun

by
Ashin Wirathu. Foto: Istimewa

Wartapilihan.com, Myanmar – Seorang biksu Myanmar yang terkenal ujaran kebenciannya dan anti-Muslim telah dilarang memberikan khotbah selama satu tahun oleh Badan Buddha tertinggi negara. Sanksi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya untuk biksu yang mengampanyekan ujar an kebencian yang telah membangkitkan ketegangan agama.

Wirathu, seorang biarawan pernah dijuluki sebagai “wajah teror Buddha”, telah membuat seruan untuk pembatasan populasi Muslim Myanmar dan membuat pidato yang hiperbolik untuk peringatan dari pengambilalihan Islam terhadap negara Buddha.

Myanmar telah membiarkan ketegangan agama yang telah berulang kali terjadi menjadi kekerasan.

Kerusuhan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh retorika anti-Muslim yang disebarkan oleh sayap radikal biksu Wirathu ini.

Pemerintahan Aung San Suu Kyi berada di bawah tekanan internasional yang kuat untuk menjelaskan tindakan keras berdarah terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine selama beberapa bulan terakhir.

Pada Februari lalu, terjadi pembunuhan terhadap Ko Ni, seorang tokoh yang dihormati juga seorang pengacara Muslim dan menjadi sekutu lama Suu Kyi sekutu. Pembunuhan tersebut juga meningkatkan ketegangan.

Wirathu, yang menarik banyak perhatian karena pidato Islamophobia atau unggahan di media sosial sudah dilarang berbicara di sebuah acara tak lama setelah pembunuhan Ko Ni.

Namun, pertemuan khusus biarawan paling senior negara-negara Sangha Maha Nayaka Jum’at (10/3) memutuskan untuk melarang semua khotbahnya.

“Saat ia telah berulang kali menyampaikan pidato kebencian terhadap agama yang menyebabkan perselisihan komunal dan menghambat upaya untuk menegakkan supremasi hukum, (seorang biksu) dilarang menyampaikan khotbah di Myanmar selama satu tahun dari 10 Maret 2017 sampai dengan 9 Maret 2018,” kata dewan dalam sebuah pernyataan yang muncul pada hari Sabtu (11/3).

Terdapat lima persen populasi Muslim dari populasi Myanmar.

Kerusuhan berlatar belakang agama telah bergolak di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir dan telah menewaskan puluhan orang, sebagian besar dari mereka Muslim.

Kekerasan terburuk terjadi di Rakhine. Puluhan ribu Rohingya melarikan diri dari tindakan keras militer setelah serangan mematikan di pos perbatasan polisi. Demikian dilaporkan AFP (11/3).

Reporter: Moedja Azim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *