ARM HA-IPB Ikuti Koordinasi Siaga B3TLA

by

Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo, menyatakan dalam pengarahannya bahwa rapat ini adalah bagian dari antisipasi bencana, mengingat sekarang sudah masuk bulan Desember.

Sore ini, Selasa 17 Desember 2019, Wakil Ketua 1 Aksi Relawan Mandiri (ARM) Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor University (HA-IPB), Ahmad Husein, hadir di rapat koordinasi persiapan penanggulangan bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Ruang Serbaguna Soetopo Purwo Nugroho, Graha BNPB Lt 15.

Hadir dalam acara ini pimpinan kementerian/lembaga, TNI, Kapolri, Kepala BPBD se Indonesia, Relawan/ NGO, Rektor Perguruan Tinggi Negeri, Lembaga Usaha dan Organisasi Kemasyarakatan.

Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo, menyatakan dalam pengarahannya bahwa rapat ini adalah bagian dari antisipasi bencana, mengingat sekarang sudah masuk bulan Desember.

“Kita hendaknya saling bahu-membahu dalam hal kesiapsiagaan menghadapi banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung,” jelasnya. Pusat, provinsi, kab/kota hendaknya terkoordinasi dan saling terintegrasi.

Kepala BNPB mengingatkan kejadian-kejadian bencana tahun sebelumnya. Di Cisolok, Sukabumi, 33 orang tewas dan hilang akibat longsor.

Lalu awal Januari 2019, hujan dengan intensitas sedang-tinggi terjadi di Sulawesi Selatan. Banjir terjadi di beberapa daerah. Korban jiwa 88 orang.

Selanjutnya, 16 Maret 2019, hujan intensitas tinggi terjadi di Jayapura mengakibatkan longsor dan banjir. Korban 112 orang di kawasan Sentani, kaki gunung Cyclops.

Bulan April 2019, terjadi banjir bandang dan tanah longsor di Bengkulu dengan korban lebih dari 26 jiwa.

Di bulan Juni 2019, hujan intensitas sedang-tinggi dialami kawasan Indonesia bagian Timur. Banjir mengakibatkan ribuan rumah hanyut.

Pengalaman itu, kata Kepala BNPB, harus membuat kita lebih siap. Karena itah rapat menghadirkan kementerian, lembaga, TNI-Polri, relawan, dan ormas yg selalu terlibat memberi bantuan. Masing-masing kini harus bisa menyusun rencana kesiapsiagaan. Mulai dari alat transportasi air untuk mengungsikan warga, pengungsian yang aman, menginformasikan masyarakat di sepanjang aliran sungai yg rawan banjir, hingga dapur lapangan dan logistik lainnya.

Warga juga harus mendapatkan informasi tentang langkah yang harus dilakukan jika hujan terus turun.

BNPB juga meminta agar disusun tim penanggulangan bencana di tingkat desa, melakukan kegiatan susur sungai, mengecek daerah yang rawan penumpukan kayu dan material lain.

Terakhir, kita harus mengidentifikasi penyakit-penyakit yang potensial muncul saat dan pascabencana.

BMKG tampil menjelaskan prakiraan cuaca, curah hujan, dan potensi bencana, khususnya kawasan di Indonesia bagian selatan khatulistiwa.

TNI AL memaparkan peta kekuatan personel dan perlengkapannya, dilanjutkan dengan Basarnas.

Sesi kemudian diisi dengan diskusi dan laporan dari berbagai elemen, mulai dari pemerintah, TNI, BPBD, dan ormas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *