Darah dan air mata kembali tumpah di Palestina. Israel membuat peraturan dengan melarang orang di bawah 40 tahun masuk ke dalam masjid Al-Aqsa.
Wartapilihan.com, Jakarta – Pimpinan Yayasan Majelis Dzikir Az-Zikra Ustadz Arifin Ilham menuturkan, semakin besar keimanan seseorang maka semakin besar kepedulian terhadap saudaranya. Hal tersebut diambil dari hadits Man la yahtam bi amril muslimiin fa laysa minna.
“Kembali kita diuji dan terus diuji oleh Allah, tidak beriman di antara kita kalau tidak memperhatikan keadaan saudara kita,” kata Arifin Ilham usai mengikuti acara Halal bi Halal dengan tokoh dan ormas Ialam di Jakarta.
Selain itu, kata Arifin, Majelis Az-Zikra setiap subuh tidak pernah berhenti mendoakan kaum Muslimin di Mesir, Yamin, Afrika Tengah, India, Myanmar, Rohingya, Filipine, dan kepada seluruh mujahidin serta bagian dari mereka.
“Mendoakan dengan rezeki, apa saja yang menjadi perhatian kita untuk saudara-saudara kita,” ungkapnya.
Senada dengannya, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan, Indonesia harus bebas aktif dan mewujudkan perdamaian dunia merupakan amanat konstitusi.
“Saya kira PBB harus bersikap tegas, tidak boleh basa-basi, keberadaannya dibiayai oleh seluruh negara anggota, jangan hanya menjadi life service. Kemudian Indonesia, kita mengapresiasi menteri luar negeri agar mendorong untuk lebih kuat lagi bagaimana menghentikan penindasan, pembunuhan dan agresi terhadap bangsa Palestina,” kata Jazuli.
Jazuli mengherankan peradaban di abad 20 yang sangat menjunjung tinggi HAM, namun kerukunan antar bangsa dicederai dengan saling membunuh dan dibiarkan begitu saja oleh PBB.
“Saya kira Indonesia dengan mayoritas umat Islam terbesar dan juga kita mendorong organisasi-organisasi dunia untuk menghentikan, paling tidak stop pembunuhan,” ungkapnya.
Sebab, simpul Jazuli, suatu ketidakadilan yang dibiarkan berlalut-larut akan melahirkan effect (dampak) dimana orang akan berbuat sesuai dengan kehendaknya sendiri.
“Oleh karena itu, Indonesia harus lebih aktif lagi mendorong negara-negara yang bisa diajak bicara bagaimana menghentikan agresi Israel,” pungkasnya.
Sementara itu, Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP), mengecam langkah Israel terkait pemasangan detektor logam di masjid Al-Aqsa. BKSAP juga mengecam segala macam bentuk penggantian detektor logam menjadi bentuk lainnya oleh otoritas Israel terhadap situs masjid Al-Aqsa. Insiden ini menegaskan kembali usaha pemerintah Israel untuk membuka jalan bagi proses Yahudisasi Yerusalem yang amat masif.
“Kami menilai ini adalah kelanjutan upaya illegal Israel untuk mengubah susunan demografis Yerusalem selama beberapa dekade terakhir dengan membangun permukiman, menghancurkan situs-situs bersejarah dan mengusir penduduk Palestina setempat,” ujar Nurhayati Ali Assegaf.
Selain itu, BKSAP mengapresiasi langkah cepat Yordania yang telah mengecam penutupan masjid Al-Aqsa dan memperingatkan Israel agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengubah situasi di Yerusalem. BKSAP akan menjalin komunikasi intensif dengan parlemen Yordania untuk penyikapan lebih lanjut atas insiden di Al-Aqsa dan berkomitmen untuk selalu dan akan terus menggalang dukungan internasional dalam melawan pendudukan Israel di Palestina dan juga atas penutupan masjid Al-Aqsa.
“BKSAP dengan tegas mendesak parlemen di seluruh dunia untuk secara aktif terlibat dengan perjuangan Palestina, untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina menuju sebuah negara yang berdaulat, independen dan bersatu dengan Al-Sharif (Yerusalem) sebagai Ibukota,” tutupnya.
Ahmad Zuhdi