Wartapilihan.com, Jakarta – Kebijakan Presiden Trump yang melarang imigran dengan dalih melindungi AS dari ‘ancaman teroris Islam radikal’, disayangkan oleh Sukamta Anggota Komisi I DPR RI. Menurutnya kebiajakan itu jelas melukai perasaan umat Islam karena yang mengucapkan adalah Presiden AS sebagai simbol negara.
“Saya tidak mengkritik soal kebijakan untuk membatasi pengungsi yang masuk ke AS, setiap negara tentu punya hak untuk itu. Yang saya sayangkan alasan yang digunakan dengan menyebut ancaman ‘teroris Islam radikal’. Kalimat ini terkesan memojokkan ummat Islam dengan dilekati kata ‘teroris’,” jelas Sukamta dalam keterangannya kepada Warta Pilihan, Rabu (1/2) di Jakarta.
Sukamta mengingatkan, meningkatnya kejadian kekerasan yang kepada umat Islam di Amerika Serikat dalam satu tahun terakhir semestinya menjadi bahan evaluasi pemerintahan Trump.
“Laporan Council on American-Islamic Relations (CAIR) menyebutkan peningkatan kejadian kekerasan terhadap kaum muslim sejak masa kampanye Presiden,” imbuh Sukamta.
Lembaga tersebut menyebutkan, mulai terjadi serangan terhadap perempuan yang memakai hijab di tempat umum serta banyak grafiti rasis yang digambarkan untuk umat Muslim beredar, bahkan intimidasi terhadap anak-anak imigran juga terjadi. Pernyataan yang bernada menyudutkan Ummat Islam, dikhawatirkan semakin memicu kelompok-kelompok anti Islam di AS dalam melakukan intimidasi.
“Saya kira yang sesalkan kebijakan ini tidak hanya dari kalangan Islam, banyak pemimpin dunia dari berbagai negara juga menyesalkan pernyataan dan kebijakan rasis Trump soal imigran, saya berharap Pemerintah Trump peka soal ini,” jelas Sukamta.
Lebih lanjut Sukamta berharap pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri dapat memainkan peran Indonesia, negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar sebagai jembatan komunikasi dunia Islam dengan Barat khususnya pemerintah AS saat ini.
“Hubungan dunia Islam dengan AS pada masa Presiden Obama cukup bagus, saya kira ini harus dipertahankan. Pemerintah Indonesia dalam hal ini dapat memainkan peran strategis sebagai komunikator dunia Islam dengan pemerintah Trump saat ini,” kata Sukamta.
Sukamta mengatakan, hubungan baik Islam dan Barat, khususnya dengan AS, diharapkan mampu mendorong iklim politik dunia yang lebih kondusif untuk penyelesaian konflik berkepanjangan khususnya di Kawasan Timur Tengah. |
Reporter: Pizaro