Wartapilihan.com, Jakarta – Adil Akbar tampak tegar. Kabar ditangkapnya Patrialis Akbar benar-benar memukul keluarganya. Ia tak menyangka ketidak hadiran ayahnya di rumah malam itu ternyata berurusan dengan KPK. Ketika pemberitaan mengabarkan tertangkapnya Hakim MK itu, rasa was-was keluarga yang mencari sepanjang malam itu, terjawab sudah.
“Ibu saya nangis, tapi saya mecoba tegar. Karena kalau saya ikut nangis, nanti ibu saya pegangan sama siapa?” ujarnya kepada wartawan di kawasan Cipinang Muara, tempat kediaman Patrialis, Sabtu malam (28/1).
Alumni Fakultas Hukum ini sangat yakin ayahnya tidak bersalah. Sejak kecil, ia melihat bagaimana integritas ayahnya. Patrialis dikenal orang yang santun dan selalu menolak suap. Ia bukan orang yang memanfaatkan jabatannya demi keuntungan pribadi.
“Dia selalu mengatakan papa tidak akan mau menerima satu pemberian yang berhubungan dengan jabatan papa. Itu yang selau dicurhatkan papa kepada saya,” terang pria berumur 25 tahun ini.
Suatu ketika, kata Adil, ada orang yang berupaya menyuap ayahnya. Orang itu lalu mengirim sebuah kurir untuk memberikan uang suap kepada Patrialis.
“Pak, ini ada uang untuk bapak,” kata Adil menirukan ucapan sang kurir.
Lalu Patrialis langsung marah dan menghardik si kurir. “Balikkan uang ini,” tukas Patrialis seperti diucapkan Adil.
Ia sendiri gundah dengan pemberitaan yang ada. Ayahnya dituduh tertangkap tangan. Ia menolak anggapan ayahnya diringkus saat menerima uang. “Saya juga paham hukum, tidak benar ayah saya tertangkap tangan,” jelasnya.
Seperti diketahui, Patrialis Akbar bersama Kamaludin (swasta) sudah ditetapkan menjadi tersangka penerima suap USD20.000 (setara Rp270 juta) dan SGD200.000 (setara Rp1,95 miliar) dari dua tersangka pemberi suap yakni pengusaha impor daging pemilik 20 perusahaan Basuki Hariman (BHR) dan Ng Fenny (NGF) selaku Sekretaris Basuki.
Reporter: Pizaro