Advokat Senior: Ahok Pelaku Perang Identitas

by

Wartapilihan.com, Jakarta – ‘’Ucapan Ahok itu bagian dari perang identitas,’’ ujar advokat senior M Luthfie Hakim, menanggapi omongan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tentang pemakaian kerudung anak-anak.

Sebelumnya, saat menyampaikan sambutan pada acara Rakerda Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta 2017, di Balai Kota, Jakarta, Kamis (27/4), Ahok mengkritik penampilan anak-anak perempuan yang berkerudung.

“Saya tidak mau anak-anak mengenal kerudung sebagai seragam atau kostum untuk pementasan, enggak boleh,” ujar Ahok di hadapan para guru dan anak-anak dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Cililitan.

Ia menambahkan, kerudung tidak boleh diwajibkan di sekolah. “Kerudung bukan seragam sekolah, gak ada sekolah kita buat seragam kerudung. Tapi kalau orang pake kerudung boleh gak? Boleh, pangilan dia kok,” pungkas Ahok.

Luthfie yang Pengacara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) memaparkan, dunia saat ini dilanda identity war. Di satu sisi kaum muslimin sedang berusaha bangkit dengan identitas keislamannya, di sisi seberang ada yang berupaya mencegah kebangkitan Dunia Islam.

‘’Perang identitas terhadap umat Muslim itu misalnya berupa undang-undang larangan jilbab, penghapusan hukuman mati, isyu gender, poligami, perlindungan anak, dan sebagainya,’’ tutur kandidat doktor pada Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada Yogyakarta tersebut.

Penulis tesis tentang Pengaruh Pelaksanaan Hukuman Mati secara Terbuka terhadap Tumbuhnya Efek Jera, itu melanjutkan, perang identitas berujung pada pencegahan terwujudnya Khilafah Islamiyah.

‘’Karena Khilafah Islamiyah berarti penerapan syariat Islam secara menyeluruh,’’ ujar pemilik Law Office Luthfie & Partners.

Nah, menurut Luthfie, sadar atau tidak, diakui atau tidak, Ahok adalah pemain perang identitas. ‘’Dia (Ahok) tidak sekali ini mempermasalahkan busana muslim yang sebenarnya bukan domain dia,’’ tandas saat dihubungi Jumat (28/4).

Sebelum ini, Ahok di Balai Kota Jakarta pada 8 Juni 2016, menyebut jilbab yang dikenakan siswi di daerah asalnya, Kabupaten Belitung Timur, seperti ‘’serbet’’.

“(Jilbab) yang dipakainya yang kayak serbet. Malah mungkin lebih bagus serbet di dapur saya,” katanya.

Anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Syafi’i menilai, Ahok memang konsisten menghina Islam. Bukan hanya soal kerudung, tapi juga ayat-ayat Qur’an.

“Penistaan agama yang dilakukan Ahok bukan hanya di Kepulauan Seribu, dia bahkan sudah mengatakan lagi akan membuat akun wifi dengan nama Almaidah 51 dengan password kafir. Dia (Ahok) kampanye di medsos (video) menggambarkan betapa brutalnya umat Islam, sehingga menimbulkan ketakutan-ketakutan khususnya warga Tionghoa. Saya kira Ahok konsisten menunjukan betapa dia sangat menghina umat Islam,” papar Syafi’i di Gedung Nusantara I DPR RI, Kamis (27/4). /Nurbowo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *