Pihak KBRI Yaman mengklaim semua wilayah Yaman tidak aman, sehingga ratusan mahasiswa dan santri tertahan.
Wartapilihan.com, Jakarta — Ratusan mahasiswa dan santri asal Indonesia tidak bisa masuk ke Hadramaut, Yaman untuk melanjutkan kuliah. Pasalnya, mereka tertahan di Oman selama tiga pekan.
Ketua Umum Front Mahasiswa Islam (FMI) Ali Alatas mengatakan, hal tersebut terjadi karena pihak Oman tidak bisa memasukkan mereka ke Yaman tanpa ada izin dari negara asal.
Para penggawa KBRI Yaman, menurut Ali, tidak memberikan izin karena memukul rata menganggap bahwa seluruh wilayah Yaman tidaklah aman.
“Pihak KBRI Yaman yang sebelumnya berkedudukan di Sana’a, namun karena Yaman dilanda perang, KBRI Yaman berpindah lokasi kantor di Salalah, Oman. Yaitu kawasan dekat perbatasan Oman-Yaman,” ujar Ali seperti disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir, Rabu (17/10).
Ali menjelaskan, meskipun sebagian Yaman khususnya ibukota Sana’a dilanda perang, namun Hadramaut adalah tempat yang aman, tak terpengaruh konflik lokasi-lokasi lain di Yaman.
“Alhamdulillah kini para mahasiswa dan santri asal Indonesia bisa masuk ke Hadramaut untuk kembali meneruskan studi,” katanya.
Wamenlu, simpul Ali, berjanji pihaknya akan meningkatkan perhatian serta pelayanan kepada warga negara Indonesia (WNI) khususnya para mahasiswa dan santri yang belajar di Hadramaut.
“Bapak Wamenlu juga menyatakan bahwa KBRI Yaman telah disatukan dengan KBRI Oman di Muscat agar lebih efektif,” tandas Pembela Publik LBH Street Lawyer ini.
Ahmad Zuhdi