Cendekiawan Islam ini menyatakan agar jangan dipertentangkan Islam dengan Pancasila. Pancasila sendiri penuh dengan warna Islam.
Wartapilihan.com, Jakarta – Cendekiawan Islam Dr Adian Husaini dalam kajian Islam di sebuah perkantoran Jakarta hari ini (6/6) menyatakan bahwa jangan umat Islam disuruh mengamalkan Pancasila. “Bagaimana cara tidur dan cara makan secara Pancasila, kan nggak ada contohnya,”paparnya.
Adian menyatakan bahwa umat Islam mempunyai teladan hebat Nabi Muhammad saw, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. “Rasulullah saw adalah teladan umat Islam dalam berdagang, menjadi kepala negara, menjadi kepala keluarga dan lain-lain,”jelasnya. Karena itu menurutnya, umat Islam Indonesia yang mengamalkan ajaran Islam, berarti mengamalkan Pancasila.
Penulis buku Pancasila Bukan untuk Menindas Umat Islam ini menjelaskan kepada jamaah agar tidak mempertentangkan Pancasila dan Islam. Meski 7 kata (dalam PIagam Jakarta) dicoret, tapi Pancasila masih dipenuhi warna Keislaman. “Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah tauhid menurut Islam. Dan itu penjelasan Bung Hatta kepada Teuku Hasan pada 18 Agustus 1945,”paparnya.
Begitu pula kata Kemanusiaan yang adil dan beradab. Bung Karno dan Yamin hanya mengusulkan kemanusiaan atau perikemanusiaan saja. “Kata adil dan adab adalah kosa kata Islam,”terangnya. Begitu pula dengan kata hikmah, musyawarah dan lain-lain.
Adian mengakui dalam sejarah, memang kalangan Islam, Masyumi dan NU waktu itu memperjuangkan Islam sebagai dasar negara. “Ratusan tahun berdarah-darah yang berjuang melawan penjajah mayoritas umat Islam. Jadi hampir semua ulama saat itu memperjuangkan negara berdasar islam, tapi kan ditolak, di BPUPKI,”terangnya.
Hingga akhirnya tokoh-tokoh Islam dan lainnya setuju dengan PIagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Dan pada 18 Agustus 1945 beberapa kata yang menyangkut Islam dicoret. Meski dicoret, menurut Adian, Pancasila masih penuh warna Islam. “Pembukaan UUD 45 itu kan sangat Islami, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur…”
Adian juga mengutip pendapat Prof Hazairin yang menyatakan bahwa Maha Esa itu artinya Qulhuwallahu ahad (Katakanlah Allah itu Esa). Dan hanya Islam, yang menggunakan nama Tuhannya dengan sebutan yang jelas Allah. “Kaum Yahudi atau Barat tidak jelas nama Tuhannya (mereka hanya menyebut God),”paparnya.
Ia juga mengharapkan dengan keyakinan kepada Allah itu, maka seharusnya umat Islam mau diatur oleh hukum Allah.“Aneh kalau orang yang mengaku percaya pada Tuhan, tapi nggak mau diatur Tuhan, itu kan perilaku Iblis.” ||
Izzadina