Adabiyah, Bukan Sungsang!

by
Sumber Foto: https://islamicboardingschool.wordpress.com/

Sistem pendidikan Islam adalah apa yang disebut pendidikan beradabiyah atau bersistem adab. Adab di sini memiliki makna susunan. Jadi pendidikan beradabiyah adalah pendidikan yang tersusun menurut prinsip Islam yang mana susunan pelaksanaannya diawali dengan apa-apa yang termasuk dalam fardu ‘ain,  lalu fardu kifayah dan kemudian mubah.

Wartapilihan.com, Depok-– Adapun yang paling utama di antara yang fardu ‘ain adalah aqidah, yaitu hal-hal yang menyangkut keimanan, dan adapun yang utama dari keimanan adalah tauhidullah.

Aqidah berasal dari kata aqad yang maknanya ikatan. Setelah aqidah baru ubudiah. Adapun aqidah juga dipahami sebagai i’tiqadiyah sedangkan ibadah dipahami sebagai amaliyah.

Amaliyah ada yang bersifat khos ( khusus/mahdhah ) ada yang am ( umum ), maka yang mahdhah harus didahulukan di antara lainnya.

Kenapa demikian adabnya ( susunannya ) ?

Karena demikian itulah yang dituntunkan oleh Rasulullah shalallahi ‘alaihi wasallam kepada para sahabat ( umatnya ). Aqidah ( i’tiqadiyah ) merupakan landasan yang harus didahulukan, dan ibadah ( amaliyah ) yang  berdiri di atasnya dinomer duakan.

Namun kebanyakan umat belakangan ini mendahulukan amaliyah ( fiqih ubudiyah ) dan terkadang enggan mendalami aqidah. Padahal amaliyah tidak diterima sampai aqidah terbebas dari syirik, bid’ah, tahayul dan kurafat.

Betapapun bagus dan rajinnya seorang itu beramaliyah tapi aqidahnya rusak atau cedera oleh syirik, tahayul, bid’ah dan kurafat maka amaliyahnya tak diperhitungkan.

Sangat perlu ditanamkan bahwa aqidah tidak diterima sampai tauhidullah ditegakkan. Amaliyah tidak diterima sampai shalat lebih dahulu ditegakkan. Dan Shalatpun tidak diterima sampai aqidah tauhid lebih dahulu ditegakkan.

Lebih parah lagi pendidikan dewasa ini ada yang mendahulukan yang fardu kifayah atau bahkan yang mubah seperti kesenian dan olahraga,seperti  sepak bola misalnya.

Jadi sistem pendidikan itu  dijungkir balikan, atau tak pernah balik lagi ( tak pernah kembali kepada sistem sunnah ), sebagaimana pendidikan sekular yang duniawi sentris.

Yang demikian itu dalam bahasa Melayunya disebut sungsang, kepala kebawah dan kaki keatas.

Bagaimana mungkin orang berjalan dengan sungsang ?

Diceritakan oleh Rasulullah, pada hari kiamat nanti ada orang yang berjalan dengan wajahnya. Na’udzubillahi mindzalik.

Banyak orang muslim yang mendahulukan ilmu matematika dan kesenian bagi pendidikan anaknya. Mereka melupakan pendidikan aqidah, ubudiyah dan akhlaq. Mereka tak sadar telah terjebak dalam pola budaya, pemikiran dan pedidikan sekular yang merugian diri dan keluarganya di belakang hari.

Finlandia yang dikenal memiliki sistem pendidikan nomer satu terbaik di dunia pada hari ini mènghilangkan pendidikan matematika dan fisika sampai tingkat es em pe, dan mata pelajaran tersebut baru diajarkan setelah di es-em-a, itu pun bagi yang berminat.

Jadi dari kelas satu sampai kelas sembilan, guru di Finlandia lebih mengutamakan pendidikan masalah moral, budaya dan lingkungan hidup.

Kenapa di Indonesia tidak mengutamakan pendidikan aqidah, amaliyah dan akhlaq yang memiliki nilai tertinggi dalam kehidupan manusia ?

Penulis: Ustadz Ridhwan Hasanul Akmal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *