50 Tahun, Dewan Da’wah Teguhkan Persatuan

by
Mohammad Siddik, MA (Ketua Umum Dewan Da'wah) dalam acara Haflah Tasyakur Setengah Abad Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta pada Sabtu (25/2). Foto: Ahmad Zuhdi

Wartapilihan.com, Pondok Gede – Tepat pada 26 Februari 2017, Dewan Da’wah genap berusia setengah abad. Di usianya yang ke-50 tahun, Dewan Da’wah ingin meningkatkan mutu da’wah serta mengukuhkan Persatuan umat dan bangsa.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Da’wah, Mohammad Siddik, MA, dalam acara Haflah Tasyakur Setengah Abad Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta pada Sabtu (25/2).

“Usia setengah abad atau 50 tahun, dalam kehidupan manusia, merupakan seutas rentetan rantai yang pendek, tetapi bagi kehidupan sebuah organisasi, usia 50 tahun merupakan usia yang cukup panjang, khususnya dalam perjalanan sejarah ummay dan bangsa Indonesia,” tutur Mohammad Siddik.

Ia menegaskan, Dewan Da’wah telah banyak menghiasi berbagai ruang, tempat dan waktu. Ia mengenang, di masa lalu, istilah da’wah pada jaman kolonial tidak populer, yang populer waktu itu adalah tabligh. Di mana penitikberatan tabligh adalah pada persoalan ibadah-ibadah saja.

“Pembatasan terhadap penyebaran ajaran Islam waktu itu sangat masif. Bahkan Belanda mendirikan satu kantor khusus di Batavia yang bertugas mengontrol dan membatasai penyebaran ajaran dan semangat Islam. Selain itu, kaum kolonial menyebarkan racun dengan menyelewengkan makna dari hadits Nabi: ‘Bahwa dunia ini penjara untuk orang-orang Islam dan sorga buat orang-orang kafir’, yang intinya umat Islam harus dibuat menderita,” tukas pegiat Islamic Development Bank ini.

Sesuai dengan core utama Dewan Da’wah yaitu melaksanakan da’wah, saat ini lembaga yang berdiri pada 26 Februari 1967 ini telah memiliki 300 da’i pusat yang ditempati di sejumlah daerah terpencil dan pedalaman. Menurut Siddik, jumlah itu tidak bertambah, tetapi malah berkurang karena ada yang meninggal. Tetapi da’i lokal yang diangkat oleh pengurus Dewan Da’wah Provinsi dan Kabupaten/Kota, saat ini lebih dari 2000 orang.

Dewan Da’wah juga telah membangun sarana da’wah. Tidak kurang dari 750 masjid telah dibangun lembaga ini yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Selain itu, ada 4 Islamic Center, 1 Muslimat Center dan ada 4 Rumah sakit Islam. Dalam penyiapan kader, Dewan Da’wah mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir. Di bidang ekonomi, Dewan Da’wah mendirikan sejumlah badan usaha, antara lain di bidang percetakan, bidang perkebunan, toko buku, bidang manufacturing dan gedung perkantoran di Kebon Jeruk Jakarta Barat yang disewakan.

Kehadiran Dewan Da’wah dalam arus global, mensyaratkan Dewan Da’wah melakukan revitalisasi strategi pelaksanaan gerakan da’wah.

“Da’wah bina-an wa di-fa-an yang selama ini dilaksanakan dan menjadi jargon serta watak Dewan Da’wah harus diterjemahkan secara operasioanl dalam bentuk panduan teknis, yang dapat dijadikan acuan bagi para da’i dan aktifis da’wah Dewan Da’wah dalam menjalankan aktifitas da’wahnya di lapangan,” kata Mohammad Siddik.

Terakhir, Mohammad Siddik berharap Dewan Da’wah menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga da’wah di dalam maupun di luar negeri. Demikian juga dengan para tokoh yang memiliki kedudukan dan pengaruh di beberapa lembaga nasional maupun internasional.

“Ke depan, kerjasama itu harus semakin ditingkatkan dan diwujudkan dalam kerja-kerja nyata, baik yang dilakukan secara kolektif maupun individu. Kita menyadari bahwa menghadapi musuh besar tidak bisa dihadapi sendiri, walaupun memiliki kekuatan yang prima, tetapi kita harus bekerjasama,” pungkasnya. |

Reporter: Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *