#2019 Ganti Presiden Menguat

by
Inisiator Gerakan #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera (tengah) bersama Hersubeno Arief (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri). Foto: Zuhdi.

Gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan kolosal dan komunal. Siapapun dapat menggunakan tagline #2019GantiPresiden untuk menyadarkan publik bahwa kedaulatan dasar berada di tangan rakyat.

Wartapilihan.com, Jakarta — Inisiator Gerakan #2019GantiPresiden Mardani Ali Sera meluncurkan buku #2019GantiPresiden sebagai jawaban terhadap masyarakat yang menginginkan perubahan kepemimpinan pada tahun 2019 mendatang.

Ia menceritakan, berawal dari semangat membangunkan masyarakat agar Iebih berani bersuara, gerakan ini sudah mengakar sampai ke pelosok-pelosok daerah bahkan sampal ke luar negeri.

Awalnya, Mardani menuliskan dalam bentuk tulisan yang kemudian menjadi buku dengan Judul “Catatan Sang Inisiator Gerakan #2019GantiPresiden”. Tertulis lengkap bagaimana ide dan narasi membangun gerakan ini sampai diterima luas olah masyarakat yang menginginkan hal sama.

“Gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan legal, sah dan konsitusional. Sesuai dengan UUD 45. Karena kita menginginkan perubahan itu melalui kompetisi yang sah yaitu saat pemilihan umum (Pemilu) serentak di tahun 2019. Gerakan ini jelas gerakan yang menjunjung tinggi asas berdemokrasi,” ujar Mardani di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/8).

Ia mencatat, terdapat empat alasan gerakan sosial ini bisa diterima oIeh masyarakat luas dan semakin ditakuti oleh rezim pemerintah saat ini. Pertama, #2019GantiPresiden membangkitkan generasi pemberani pelopor perubahan Indonesia.

Kedua, Gerakan #2019GantiPresiden sudah didukung oleh mayoritas rakyat Indonesia. Diantaranya survei LSI, data sosial media seperti dron emprit dan nephalixmus.

“Selain itu, fakta-fakta Jokowi dapat dikalahkan karena janji-janji kampanye yang belum terpenuhi, ekonomi semakin memburuk, dukungan penuh dari ulama, umat, ibu-ibu, dan anak muda milenial,” katanya.

Selain itu, kata Mardani, Gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan kolosal dan komunal. Siapapun dapat menggunakan tagline #2019GantiPresiden untuk menyadarkan publik bahwa kedaulatan dasar berada di tangan rakyat.

“Ke depannya gerakan ini terus berproses. Ini gerakan yang luar biasa. Sebelumnya, partai politik tidak mempunyai ikatan dengan publik. Tapi, saat ini semua merchandise #2019GantiPresiden, laku. Artinya, kesadaran politik masyarakat meningkat,” ujar dia.

Mardani mengatakan, buku ini adalah bagian dari pertanggungjawaban dia kepada publik sebagai inisiator #Gerakan2019GantiPresiden.

“Kami Gerakan #2019GantiPresiden siap berjuang mengawal dan memenangkan Pilpres 2019 untuk terwujudnya #2019GantiPresiden pada 17 April 2019,” tandasnya.

Dalam kesempatan sama, pengamat komunikasi politik Hersubeno Arief mengatakan, animo masyarakat yang besar untuk ganti presiden pada 2019 mendatang harus didukung dengan sosok yang tepat, dicintai rakyat dan dilakukan dengan cara elegan-konstitusional.

“Saya sempat berseloroh dengan Bang Mardani, jangan sampai Gerakan #2019GantiPresiden seperti susu kental manis. Cairannya kental dan manis, tapi bukan susu. Gerakan ini jangan sampai mencuat ke publik, tapi tidak ada figur yang siap menggantikan Pak Jokowi,” ujar Hersubeno.

Maka itu, kata dia, PR Gerakan #2019GantiPresiden harus dapat memastikan kecenderungan pilihan masyarakat harus kepada pasangan Prabowo-Sandiaga.

“Sebab, selama ini masyarakat dihadapkan pada pilihan oligarki. Siapa dia? Di depan rakyat berbentuk partai, tapi di belakangnya adalah para cukong,” jelasnya.

Ia mencontohkan dengan ongkos saksi TPS (Tempat Pemungutan Suara) di Jawa Barat sejumlah 50.000 TPS. Jika satu TPS saja membutuhkan 2 saksi dengan biaya Rp 1 juta, maka dibutuhkan Rp 20 miliyar untuk biaya saksi. Biaya tersebut belum termasuk perangkat dan biaya SDM pendukung.

“Saya membayangkan gerakan (2019GantiPresiden) ini adalah menihilkan oligarki dan mengembalikan masyarakat pada demokrasi,” tandas dia.

Pencipta lagu #2019GantiPresiden Sang Alang mengungkapkan, gerakan #2019GantiPresiden tidak dapat dibendung. Kendati, pihaknya seringkali mengalami agitasi, intimidasi bahkan persekusi.

“Gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan hati nurani. Berdasarkan pengalaman di lapangan, jika tidak diintervensi oleh uang. Maka, keinginan masyarakat 2019 Ganti Presiden dapat terwujud,” katanya.

Ia juga mengingatkan seluruh masyarakat yang setuju 2019 Ganti Presiden harus dapat memastikan TPS di tempatnya aman sampai tingkat Kecamatan, Daerah, dan Pusat.

“Sekuat, sekompak dan semasif apapun gerakan 2019 Ganti Presiden, jika kita lengah mulai dari proses penghitungan suara sampai akhir, maka kecurangan-kecurangan akan mudah dilakukan oknum. Karena itu, para relawan khususnya emak-emak militan ini harus kawal suara sampai tingkat pusat,” pungkasnya.

Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menuturkan, Gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan organik yang lahir dari rahim rakyat sebagai jawaban atas kondisi ekonomi yang semakin memburuk di pemerintahan Jokowi.

“Selain dimensi ekonomi, gerakan ini juga gerakan kebudayaan. Seperti lagu yang diciptakan Sang Alang. Ada ekonomi kreatif seperti pembuatan baju, mug, pin, dan lain sebagainya,” terang Sandi.

Sandi menjelaskan, Gerakan #2019GantiPresiden merupakan gerakan demokratik. Hal itu mengacu pada ketetapan KPU bahwa Gerakan #2019GantiPresiden bukan kampanye dan tidak melanggar Undang-Undang.

“Selain itu, gerakan ini harus mencerahkan dan membahagiakan. Tidak boleh saling menghujat dan menjatuhkan sesama anak bangsa. Semoga baldatun thayyibatun wa rabbun gaafur terwujud,” harapnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *