Dalam melatih para santri menghafal Alquran, Pesantren Al-Uswah menggunakan metode hafalan Imam Syafi’i. Pada satu riwayat muta’akhirin disebutkan, Imam Syafi’i membaca satu halaman Alquran sebanyak 40 kali.
Wartapilihan.com, Cianjur – Setelah sebulan mengikuti Parade Tasmi, sebanyak 230 santri dan mahasantri Pondok Pesantren Tahfizh Al-Uswah Cianjur dengan hafalan 1 hingga 30 juz menjalani wisuda pada Ahad (3/6) di Gedung Serba Guna As Sakinah, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Cianjur.
Pimpinan Pesantren Al-Uswah KH. Misbah Saiful Bahri, S.Pd.I, Al Hafizh mengatakan kegiatan Wisuda Tahfizh ke-4 Pesantren Tahfizh Al-Uswah, Cianjur ini merupakan syiar Alquran ke masyarakat, khususnya warga Cianjur.
“Kegiatan ini selain sebagai syiar Alquran kepada masyarakat Cianjur, juga untuk melegitimasi hafalan yang dimiliki santri,” ujar KH. Misbah.
Dalam melatih para santri menghafal Alquran, Pesantren Al-Uswah menggunakan metode hafalan Imam Syafi’i. Pada satu riwayat muta’akhirin disebutkan, Imam Syafi’i membaca satu halaman Alquran sebanyak 40 kali.
“Kalau belum 40 kali, belum berhenti. Sampai sudut kata kanan kiri, Imam Syafi’i hafal. Halaman mana yang sedang di bahas, bab apa, beliau hafal. Makanya tidak heran, di usia 7 tahun beliau hafizh dan hafal Al-Muwatha,” tutur Misbah.
“Untuk anak yang sudah bisa baca, satu halaman dibaca 20 kali saja. Setelah itu, tutup qur’annya. Otomatis, ketika satu kelompok selesai 40 kali, Insya Allah sudah bisa lancar dan nempel. Esok, mengulang 3 baris awal. Sehingga, dalam satu pekan minimal anak-anak hafal satu halaman,” sambungnya.
Ustaz alumni LIPIA tersebut berharap, dengan acara ini, para santri semakin termotivasi untuk terus bersama dengan Alquran.
“Alquran adalah kitab yang dimuliakan oleh Allah swt. Siapapun yang selalu bersama Alquran, maka dia akan memperoleh kemuliaan di sisi-Nya. Begitu juga, kami berharap, para santri terus membersamai Alquran sepanjang hayatnya,” tandas Ustaz Misbah yang menyelesaikan hafalan Alqurannya di Qatar.
Selain mengadopsi metode hafalan Imam Syafi’i, Pesantren Al-Uswah menggunakan metode hafalan seperti anak belia di Palestina. Hal itu disampaikan Wakil Manager Al-Uswah Ratih Aryani. Ia memotivasi kegigihan anak Palestina dalam menghafal Alquran di tengah suasana perang yang mencekam.
“Anak-anak kami disini menghafal dalam kondisi happy, seharusnya dapat lebih baik. Metode yang kami gunakan adalah hafal tanpa menghafal. Jadi pengulangan 20 kali dengan musyrif,” terangnya.
Agus Abdulathif, seorang anggota kepolisian asal Sukabumi sedang melihat nilai raport anaknya, Ghaisan. Anak pertamanya ini baru berumur 9 tahun dan masih duduk di kelas tiga sekolah dasar. Ghaisan berhasil menghafal Alqur’an sebanyak 1 3/4 juz.
Agus merasa sangat senang anak sulungnya bisa hafal AlQur’an walau blm 30 juz. “Saya merasa sangat senang,” ungkapnya saat ditanya bagaimana perasaannya di sela-sela acara Wisuda Pesantren Tahfizh Al Uswah, Cianjur.
Sebelum kegiatan wisuda, Ponpes Tahfizh Al-Uswah menggelar prosesi Parade Tasmi pada 6 April hingga 13 Mei 2018 bertempat di Pesantren Tahfizh Al-Uswah, Jalan Raya Sukabumi, Kampung Cikanyere, Desa Cieundeur, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebanyak 230 santri mengikuti kegiatan tersebut yang terdiri dari: 210 usia SD dan 20 mahasantri Tahfizh. Tiap santri memperdengarkan hafalan mereka setiap hari 1 juz Alquran di hadapan para penyimak.
Beberapa santri berhasil memaksimalkan kemampuan mereka dalam hafalan Alquran di Parade Tasmi. Berikut daftar santri istimewa yang mendapat apresiasi dalam Wisuda Tahfizh Al-Uswah.
1. Mashella Agustria (22) hafal 30 Juz dalam waktu 2 tahun (Mahasantri STQ)
2. Hedi Yunus (22) hafal 30 juz dalam waktu 3 tahun
3. Shidqul Wafi Al Bahri hafal 10 Juz (Hafalan terbanyak kelas 6)
4. M. Haikal Azhar Lubis (kelas 6) berhasil Tasmi’ 8 Juz sekali duduk dengan total hafalan yang dimiliki 9 juz.
5. Hilmi Fauzi (kelas 5) berhasil menghafal 6 Juz dalam 1 tahun (2018)
6. Santri kelas 6 yang berhasil tasmi’ 5 Juz sekali duduk: Dzulhaq Abu Haitam, Ghazali Syafiq Rabbani, Shidqul Wafi Al Bahri, Syahdah Khalisah.
SDQTa (Sekolah Dasar Quran Terpadu) Al-Uswah berdiri pada tahun ajaran 2014/2015 untuk memenuhi kebutuhan ummat dengan memadukan kurikulum pendidikan umum yang terintegrasi dengan Alquran. Target lulusan SDQTa Al-Uswah adalah hafal 6 juz Alquran (full day school) dan 12 juz Alquran (boarding school).
Sementara, visi SDQTa Al-Uswah adalah menjadi Sekolah Dasar Alquran unggulan dalam menyiapkan generasi pemimpin yang berprestasi dan berkarakter. Para santri kelas 6 yang lulus tahun ini akan melanjutkan ke jenjang berikutnya dan telah diterima di pesantren-pesantren Tahfizh terbaik di Indonesia, yaitu Al Kahfi Bogor, Baitul Qur’an Cirata, Baitul Ilmi Cianjur, dan Fitrah Insani Bandung.
Ahmad Zuhdi