Urgensi Persatuan Umat

by
foto:istimewa

“Masjid harus menjadi pusat ukhuwah. Juga bisa menjadi kegiatan politik. Sekarang ada pihak yang ingin mensterilkan masjid dengan politik, ketahuilah mereka itulah yang paling sekuler,” ujar KH Didin Hafidhuddin.

Wartapilihan.com, Jakarta – Persaudaraan umat Islam (ukhuwah islamiyah) adalah nikmat terbesar setelah nikmat iman. Maka, kesadaran persatuan umat menjadi keniscayaan yang harus dibangun diantara para da’i, ulama dan para asatidz. Agar tidak menyerukan kepada fanatik terhadap guru, kelompok dan golongan.

Demikian disampaikan Pembina Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia KH. Didin Hafidhuddin dalam acara multaqo duat dan ulama se-Asian Tenggara, Afrika dan Eropa ke 5 di Jakarta, Selasa (3/7). Seraya mengatakan hadits dari Jubair bin Mut’im yang berbunyi:

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : “لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ، وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ، وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ ”

“Menyadarkan umat tentang kiblat satu nabi, Qur’an yang satu, agama yan satu yakni Islam, tidak akan tercapai kecuali dengan tazkiyatun nafs (perbaiki hati), karena persoalan yang sesungguhnya adalah persoalan hati. Persatuan itu adalah persoalan hati,” ujar Didin.

“Kita harus menghilangkan saling mencurigai diantara para da’i, asatidz, dan ulama. Dalam menghukumi hendaknya menghukumi yang bersifat zhahir. Sebagaimana dalam beberapa dalil menyebutkan hal itu,” imbuhnya.

Karenanya, Pembina Masjid Alumni IPB itu melanjutkan, konsep tawazun (keseimbangan) dalam semua hal harus diaplikasikan. Tidak apriori menerima kebenaran dari siapapun. Kendati dari orang yang memusuhi Islam sekalipun.

“Rasulullah mengatakan kepada “Ibnu Mas’ud berkata, barangsiapa yang mendatangkan kebenaran, maka terima sekalipun dia orang yang jauh dan yang engkau benci. Dan siapapun yang membawa kebatilan, maka tolaklah walaupun kerabat dekat dan orang yang engkau cintai,” tutur Kyai Didin mengutip atsar Sahabat Nabi.

Implementasi hadits tersebut yaitu mengembangkan kerjasama dalam semua bidang kehidupan, salah satunya ekonomi. Momentum ramadhan, menurut Didin, harus menjadikan kebangkitan ekonomi jamaah.

“Masjid juga harus menjadi pusat ukhuwah. Juga bisa menjadi kegiatan politik. Sekarang ada pihak yang ingin mensterilkan masjid dengan politik, ketahuilah mereka itulah yang paling sekuler,” tegas mantan Ketua Umum BAZNAS itu.

Karena itu, simpul Didin, umat Islam harus bersatu saling bahu membahu tolong menolong dalam semua aspek kehidupan. “Jika kita bersinergi, maka Allah akan berikan keberkahan. Jika tidak, maka Allah akan datang kehancuran dan kerusakan,” tutupnya.

Senada dengannya, Ketua Umum Ikatan Da’i dan Ulama Asia Tenggara Ustaz Zaitun Rasmin menuturkan, tujuan diadakannya acara ini untuk memperkuat persaudaraan kaum muslimin, memperluas pengetahuan para dai dan ulama. Sehingga, ulama dapat benar-benar berperan untuk mewujudkan Persatuan dan perdamaian dunia.

“Hal yang dibahas tema utamanya tentang Persatuan dan harmoni bagaimana ada usaha ulama menciptakan persatuan, apa saja tantangannya, bagaimana juga inisiatif ulama untuk benar-benar mewujudkan persatuan,” kata Zaitun.

Selain itu, ungkap Ketua Wahdah Islamiyah ini, hasil yang akan dicapai yakni, satu rekomendasi dan langkah-langkah ditempatnya masing-masing untuk menciptakan persatuan (ukhuwah) dan harmoni.

“Kita mengambil tema persatuan alasannya, karena umat islam hari ini sangat memerlukan persatuan, misalnya ada saja interaksi seperti dalam hal berpolitik yang sangat kemungkinan menganggu persatuan. Boleh berbeda pilihan politik, mahzab namun kita tetap bersatu sesama muslim,” tandasnya.

Sebagai informasi, peserta multaqo duat dan ulama merupakan perwakilan dari 20 negara seperti Asia tenggara, Afrika, Eropa, dan juga Amerika dari kalangan da’i dan ulama, termasuk semua Ormas Islam Indonesia.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *