JAKARTA- Ketua Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ade Irfan Pulungan mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atas terpilihnya sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 berdasarkan hasil rekapitulasi suara penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diumumkan pada Rabu (20/3/2024) kemarin dalam hasil rapat pleno.
Dengan terpilihnya Prabowo-Gibran sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden 2024 hingga 2029, Ade Irfan meminta kepada seluruh fungsionaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP untuk menghormati seluruh penetapan resmi KPU yang menyatakan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih di Pilpres 2024.
Dan tentunya berbeda dengan dukungan yang diberikan partai berlambang Ka’bah itu kepada pasangan calon (Paslon) Nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Oleh karenanya, Ade Irfan meminta dicermati dan dikaji ulang terkait kebijakan Partai yang telah berbeda dengan aspirasi konstituen dan pemilih PPP. Atas kebijakan yang telah diambil oleh Plt. Ketua Umum PPP bersama fungsionaris DPP PPP terkait dukungan kepada Capres-Cawapres nomor urut Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud yang tidak mendapat dukungan dan tidak sejalan dengan aspirasi konstituen, para kader dan simpatisan pada tingkat akar rumput yang menginginkan mendukung pasangan calon 02 Prabowo-Gibran.
Oleh sebab itu, dukungan PPP kepada Paslon 03, di pilpres 2024 terhadap capres-cawapres tidak mampu mendongkrak suara di pemilihan legislatif (Pileg) baik DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten atau Kota.
Dengan demikian, mengakibatkan suara partai anjlok dan tak kolos ke parlemen karena tidak melebihi ambang batas 4 persen.
Atas dasar hal tersebut, PPP akan melakukan upaya hukum dengan mengajukan gugatan (permohonan) ke Mahkamah Konstitusi (MK), agar perhitungan suara PPP ditingkat TPS, yang hilang entah kemana atau diduga diambil oleh partai lain. Sesuai dengan perhitungan internal PPP masih mendapatkan suara diatas 4 persen dan melebihi ambang batas lolos masuk ke parlemen.
“Saya meminta untuk dicermati ulang kebijakan di internal PPP dan keputusan keputusan Plt Ketua Umum Mardiono yang tentunya berdampak merugikan Partai,” kata Ade Irfan saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).
Ade Irfan sangat menyayangkan karena sepanjang sejarah, baru pemilu kali ini PPP tidak lolos ke parlemen Senayan yang duduk sebagai Anggota DPR RI.
“Saya sangat menyayangkan PPP tidak lolos ke parlemen Senayan,” ucap Ade yang juga sebagai kader dan pengurus DPP PPP.
Ade Irfan, lebih lanjut menyampaikan, meminta fungsionaris PPP dan Plt Ketua Umum Mardiono untuk meminta maaf secara terbuka kepada pemilih PPP, simpatisan dan loyalis Partai atas kegagalan pada Pemilu 2024 yang mengakibatkan PPP tidak lolos di Parlemen di Senayan dan menyatakan sikap untuk berbalik arah dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Apabila tetap mendukung Paslon 03 Ganjar-Mahfud, maka PPP akan menjadi partai oposisi di pemerintahan nanti.
Sebab, lanjut dia, sepanjang sejarah PPP dari masa orde baru hingga saat ini, partai berlambang Ka’bah ini tidak pernah menjadi oposisi di pemerintahan.
“Dan selalu berkoalisi dengan presiden dan wakil presiden terpilih yang berada di lingkaran kekuasaan,” tuturnya.
Ade Irfan menyarankan kepada fungsionaris PPP dan Plt. Ketua Umum Mardiono untuk mendukung presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka karena telah mendapatkan suara tertinggi di Pilpres 2024.
Sebagaimana diketahui, Menurut hasil penghitungan akhir Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diumumkan pada Rabu (20/3/2024), PPP memperoleh suara 5.878.777 atau setara 3,8 persen suara sah nasional.
Dengan hasil penghitungan suara tersebut, maka untuk pertama kalinya PPP terlempar dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).