‘’Trisakti memang sakti,’’ kelakar Mulyono puas. Lurah Desa Purwodadi, Kab Pasuruan, Jawa Timur, itu senang lantaran benih padi Trisakti yang ditanamnya sukses besar. Dalam usia tanam beberapa bulan saja sudah menghasilkan panen raya sekitar 8 ton/hektar di lahan seluas 2,5 hektar.
‘’Insya Allah petani kita akan segera tanam benih Trisakti lagi untuk periode kedua,’’ ujarnya didampingi Pengurus STII Pasuruan di Purwodadi, Kamis (29/10).
Ketua Umum Pengurus Besar Sarikat Tani Islam Indonesia (PB STII), Fathurrahman Mahfudz yang disertai sejumlah pengurus STII pusat dan daerah setempat, sebelumnya di hari yang sama menyaksikan panen raya di Dusun Karang Mulya, Desa Blanakan, Kec Blanakan, Kab Subang, Jawa Barat.
Di desa ini, benih Trisakti menghasilkan panen 16 ton di lahan seluas 2 hektar yang digarap 30 petani.
‘’Alhamdulillah, tanam perdana benih Trisakti ini sesuai harapan. Dalam waktu singkat panen banyak. Insya Allah petani akan segera menanam lagi untuk kedua kalinya,’’ tutur Fathurrahman.
Ketum PB STII mengatakan, panen raya padi Trisakti ini merupakan rangkaian acara Haflah Milad ke-74 STII.
‘’STII adalah organisasi petani yang merupakan sayap Partai Masyumi. STII tetap setia pada Masyumi sampai parpol ini dipaksa bubar oleh rezim Orde Baru,’’ paparnya. Ia menambahkan, setelah melalui dinamika internal, kini STII berupaya bangkit kembali menemani petani.
Fungsionaris STII M Hafidz Azdam menyatakan, haflah milad STII juga ditandai dengan dijadikannya selekta dampingan dari STII di Kab Garut sebagai pilot project program Reforma Agraria Nasional.
Dalam program yang sama, pada 26 Oktober lalu STII menemui Bupati Cianjur dan Kepala Kantor BPN Cianjur guna mengawal proses permohonan Hak Atas Tanah bagi petani penggarap yang tergabung dalam kelompok ‘’Membumi’’ terhadap tanah terlantar HGU PT Maskapai Perkebunan Moelia di Kec Cipanas, Cianjur.
‘’Peristiwa-peristiwa besar dalam rangkaian haflah milad STII tersebut menandakan bahwa kehadiran STII dirasakan petani,’’ kata Azdam.