Panglima TNI Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu menyatakan, umat Islam menjadi benteng terakhir dan garda terdepan dalam mempertahankan NKRI.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Direktorat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kementerian Pertahanan melalui delegasinya melakukan kunjungan ke Pesantren Nuu War di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (23/11). Pertemuan singkat itu diharapkan menjadi sinergitas antara santri dengan pemerintah dalam hal ini TNI. Khususnya ketika para santri mengabdi sebagai da’i di daerah perbatasan dan pedalaman. Hal itu disampaikan Laksamana Muda Suprayitno PD dalam lawatannya ke Pesantren besutan Ustaz Fadlan Garamatan.
“Kita tidak akan bisa melaksanakan tugas dengan baik dan berhasil tanpa dukungan dari teman-teman dan juga masyarakat. Jadi semata-mata tidak ada hal khusus, kita ingin menjalin shilaturahmi,” ujar Laksamana Muda Suprayitno PD di area Pesantren Nuu War di Bekasi, Jawa Barat.
Selain itu, keberadaan Pesantren, kata dia, sangat mendukung dalam membangun SDM yang berkualitas dan memiliki integritas sebagai bekal calon pemimpin di masa yang akan datang. Sebab, lanjutnya, pemimpin merupakan tauladan baik secara adab maupun agama.
“Bagaimana kita bisa mengelola suatu negara apabila pemimpinnya tidak memiliki integritas. Kita mencontohkan Rasulullah SAW, beliau adalah tentara, juga pedagang dan pemimpin. Integritas yang paling dalam adalah mental dan moral,” tegasnya.
Dia berharap, pemimpin bangsa Indonesia dapat melihat secara langsung kegiatan yang berlangsung di Pesantren. Sebab, terdapat kelompok yang memiliki motif dan persepsi kepentingan politik atau pengaruh dari luar untuk memberikan stigma negatif terhadap Pesantren.
“Bapak Panglima, Pak Gatot sering berkunjung ke pesantren-pesantren. Harapan beliau adalah pemimpin lain bisa melihat pendidikan formal maupun non formal. Kemajukan ini bukan menjadi sekam untuk disintegrasi, kemajemukan harus dijadikan kekuatan, karena kemajumekan merupakan fitrah dari Allah SWT,” ungkapnya.
Suprayitno menjelaskan, ketahanan nasional berawal dari ketahanan pribadi, ketahanan keluarga dan ketahanan masyarakat. Ditambah, visi misi pesantren selaras dengan kedaulatan NKRI. Hal itu membuat Pesantren diterima semua masyarakat. Bahkan, salah satu Perguruan Tinggi menerima lulusan Pesantren tanpa melalui jalur undangan.
“Orang-orang yang tidak bertanggungjawab, jahil dan tidak mengerti selalu memberikan persepsi negatif terhadap Pesantren. Mereka hanya melihat dari luar. Mudah-mudahan Allah memberikan ilmu kepada mereka,” harapnya.
Pimpinan Pesantren Nuu War Ustaz Fadlan Garamatan menambahkan, shilaturahmi delegasi Kemenhan mengingatkan sejarah antara umat Islam dengan TNI yang tidak dapat dipisahkan dalam memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Jajaran dari Diklat Kemenhan bershilaturahim untuk menguatkan kebangsaan sekaligus jati diri para santri. Alhamdulillah anak-anak sangat senang. Kita juga meminta apabila mereka (Kemenhan) ada Diklat Bela Negara, anak-anak dapat diikutsertakan,” tandasnya.
Ahmad Zuhdi