RUU Pesantren

by
Perayaan hari santri di Sukoharjo, Jawa Tengah. Foto: Istimewa.

“Spirit cinta tanah air (hubbul wathan minal iman) harus terus digelorakan untuk mempertahankan NKRI dari rongrongan perpecahan umat dan bangsa Indonesia,” ujar Salman.

Wartapilihan.com, Jakarta — Balai Diklat Keagamaan (BDK) Provinsi Aceh menggelar apel bersama dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional di halaman kantor tersebut, Senin (22/10). Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BDK Aceh Salman Al Farisi, S.Ag M.Pd itu diikuti oleh oleh ASN BDK Aceh dan Peserta Diklat Calon Kepala Madrasah angkatan ke-dua.

Kepala BDK Aceh Salman Al Farisi dalam amanat apelnya menyampaikan bahwa 4 tahun yang lalu Presiden Joko Widodo menerbitkan keputusan bersejarah yaitu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 tahun 20l5 tanggal 22 oktober 20l5 tentang Hari Santri Nasional.

“Hal tersebut menjadi bukti adanya pengakuan negara terhadap perjuangan para ulama dan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Salman.

Salman menambahkan apel Hari Santri Nasional yang dilaksanakan oleh BDK Aceh itu mengacu kepada Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia tertanggal 26 september 20l8 dan Surat Edaran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia tanggal 8 Oktober 20l8.

Selanjutnya, dalam amanat tersebut ia juga mengajak kepada semua ASN dan seluruh peserta apel untuk bisa menjaga kenetralan dalam perpolitikan nasional jelang Pilpres dan Pileg tahun 20l9. Menurutnya Tahun 20l9 sebagai tahun politik, jadi diharapkan ASN jangan terlibat dalam politik aktif, menjaga kenetralan dan tetap menyukseskan Pemilu dan Pileg tersebut sebagai bagian dari hak warga negara Republik Indonesia.

“ASN yang baik adalah yang bisa menjaga kenetralan dan tetap mengedepankan integritas yang baik. Integritas adalah jati diri yang harus dijadikan pakaian sehari-hari dan jangan jadi aparatur negara yang hipokrit, culas dan mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Selain itu jangan menjadi ASN yang hipokrit, maksudnya jangan menjadi ASN yang munafik,” tegas Salman.

Dipenghujung amanat apel, Salman Al Farisi juga mengajak semuanya untuk menjadikan hari santri tahun 20l8 sebagai momentum untuk mentrasformasikan gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan.

“Spirit cinta tanah air (hubbul wathan minal iman) harus terus digelorakan untuk mempertahankan NKRI dari rongrongan perpecahan umat dan bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Pesantren Kokoh, Indonesia Menjadi Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghafur

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengucapkan selamat Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Menurut Jazuli, santri adalah tulang punggung NKRI. Di bawah komando para ulama, santri turut mengorbankan semangat kemerdekaan dan berjuang untuk meraihnya.

“Itulah jasa ulama dan santri yang sampai kapanpun tidak boleh kita lupakan. Sekarang menjadi tanggung jawab kita untuk memuliakan ulama dan santri dengan menghormati posisinya dan memajukan sistem, kultur dan kekhasan pendidikan pesantren,” pesan Jazuli.

Untuk itu, lanjut Anggota Komisi I ini, Fraksi PKS terus melakukan berbagai upaya pemuliaan ulama dan santri. Fraksi PKS adalah satu-satunya Fraksi di DPR bahkan sepanjang perlemen ini ada yang mentradisikan Lomba Baca Kitab Kuning untuk seluruh santri pesantren di Indonesia.

“Tahun ini lomba baca kitab kuning telah terselenggara untuk ketiga kalinya. Bahkan kita adakan di gedung DPR ini. Tujuannya jelas, agar kita lebih akrab, mencintai, dan memuliakan ulama berikut khasanah intelektual dan rujukan keilmuwan pesantren ini,” ungkapnya.

Jazuli Juwaini yang lahir dari kalangan santri dan hafal sejumlah kitab kuning ini berharap kecintaan terhadap ilmu agama menjadikan bangsa ini semakin beriman dan bertakwa sesuai nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

“Para pendiri dan pemimpin bangsa sadar betul pentingnya nilai agama, karena itu ia menjadi ruh dan nafas Pancasila dan Konstitusi. Pun, tujuan dari sistem pendidikan nasional kita adalah untuk mewujudkan anak didik yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Dan ini merupakan karakter pendidikan pesantren,” katanya.

Fraksi PKS DPR, lanjut Anggota DPR Dapil Banten ini, juga mendukung penuh lahirnya RUU tentang Pendidikan Pesantren untuk mengokohkan sistem pendidikan pesantren dengan kekhasan dan karakternya masing-masing.

“RUU ini telah disetujui menjadi inisiatif DPR. Prinsip kami di PKS seluruh kekhasan pendidikan pesantren harus diakomodir dan dikuatkan. Baik pendidikan diniyah formal ataupun informal, maupun satuan pendidikan “muadalah” yang juga dianut oleh banyak sekali pesantren di Indonesia. Untuk itu tentu yang paling paham adalah para kyai pengasuh pondok pesantren. Fraksi PKS tentu harus mendengar masukan beliau-beliau yang berjasa membesarkan pendidikan pesantren,” ungkapnya.

Menurut penulis buku “Ulama dan Pesantren Mewariskan Indonesia Merdeka” ini, sistem pendidikan pesantren sejatinya adalah soko guru pendidikan nasional. Jauh sebelum kita kenal pendidikan sekarang, pesantren telah ada di bumi nusantara ini dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang bangsa dengan karakter yang kuat.

“Hal itu tak lain karena keunggulan sistem pendidikan pesantren yang mengajarkan bukan saja ilmu agama tapi juga adab atau akhlak, serta kekuatan emosional dan spiritual,” rerangnya.

Selamat hari santri nasional. Semoga pendidikan pesantren makin kokoh dalam melahirkan generasi bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia menuju Indonesia baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur,” pungkas Jazuli.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *