Umat Islam sebagai mayoritas perlu memakmurkan umatnya melalui program ekonomi yang nyata. Lembaga Ekonomi Umat (LEU) bergerak memberdayakan umat melalui usaha ritel.
Wartapilihan.com, Jakarta –Dengan adanya usaha ritel ini, Ketua Umum LEU Bambang Wijonarko menyatakan, kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat menyebarkan semua produk yang dimilikinya.
‘’Ini bagian dari upaya mewujudkan kemandirian dan kedaulatan ekonomi di kalangan umat,’’ kata Bambang, dalam acara pembukaan ‘Sarasehan Ekonomi Umat: Kemandirian dan Keadilan Ekonomi Umat yang diadakan LEU’, Kamis (22/2/2018), di gedung Smesco Indonesia, Jakarta.
Menurut dia, sekarang ini ekonomi umat seolah-olah berjalan sendiri tanpa perlindungan dari pemerintah. Sementara yang kuat-kuat justru mendapat banyak fasilitas, termasuk bagaimana konglomerat bisa menguasai berjuta-juta hektar lahan.
‘’Kita juga ingin mengawal bagaimana regulasi pemerintah dapat disinergikan ke dalam program pemberdayaan ekonomi umat,’’ kata dia. Bambang optimistis terhadap regulasi, tapi ternyata tidak aplikatif bagi umat. Karena itu, kata Bambang, LEU diharapkan jadi mitra strategis pemerintah dan solusi bagi umat untuk membangun gerakan ekonomi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengungkapkan saat ini potensi umat dikapitalisasi oleh pihak lain, bahkan oleh luar negeri. ‘’Karena itu saya berharap umat harus kita kapitalisasi sendiri untuk mewujudkan kedaulatan bangsa,’’ kata Ma’ruf.
Dia mengungkapkan, di masa lalu, program pemerintah berorientasi pada program tricle down effect, artinya pundi-pundi ekonomi yang dikuasai para konglomerasi dpat menetes ke bawah ke kalangan UMKM. ‘’Tapi nyatanya tidak. Para konglomerat justru mencetak alfamart dan indomart untuk mengkapitalisasi umat,’’ ujarnya.
Itu sebabnya, kata Ma’ruf, MUI menginisiasi diadakannya Kongres Ekonomi Umat (KEU) pada Oktober 2017 yang melahirkan Lembaga Ekonomi Umat (LEU). “Jadi LEU hadir untuk menjawab tantangan tersebut, yaitu membalik agar umat tidak lemah, malas, dan selalu dililit utang.’’ pungkas dia.
Sementara itu, Staf Ahli Menkop dan UKM Teguh Budiana menegaskan, bicara tentang ekonomi umat adalah bicara tentang bangsa Indonesia. “Sebab, mayoritas bangsa Indonesia adalah umat Islam. Itu sebabnya, program ritel yang digagas LEU-Mart didukung penuh oleh Kementerian Koperasi dan UKM,’’ kata Teguh. Namun dia mengingatkan LEU jangan hanya menggarap ritel tapi juga sektor industri hulu.
Soal dukungan pemerintah terhadap sektor UMKM, Teguh Juwarno menilai kurang maksimal. Nyatanya, anggaran yang dialokasikan untuk Kementerian Koperasi dan UKM masih sangat kecil. ‘’Bahkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan kredit yang dikucurkan bank-bank pemerintah kepada sejumlah konglomerat,” tukas dia.
Eveline Ramadhini