“Kita perlu bersatu dan kompak, karenanya mari amalkan ajaran ukhuwah Islamiyyah yang hanya mudah dibicarakan tapi sulit dilaksanakan,” ujar Din Syamsuddin.
Wartapilihan.com, Jakarta — Bertempat di Press Room DPR/MPR RI, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menjadi narasumber utama dengan tema “Menjaga Kebhinnekaan Dalam Kampanye Calon Presiden.” Narasumber lainnya Abdul Kadir Karding (Sekjen PKB) dan Adi Prayitno (Pengajar Politik UIN).
Menurut Jazuli bangsa ini sejatinya inheren di dalamnya gen kebhinnekaan. Makanya kita memilih “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai semboyan bernegara.
“Artinya kebhinnekaan dan perbedaan sudah menjadi kesadaran sejarah, komitmen bernegara, bahkan anugerah bagi bangsa kita,” kata Jazuli.
Anggota Komisi I ini mengatakan bangsa Indonesia sudah teruji mampu menjaga kebhinnekaan.
“Bayangkan Uni Soviet hancur dan bubar karena tidak bisa menjaga kebhinnekaan. Padahal Indonesia jauh lebih bhinneka dibanding Soviet. Kenapa itu terjadi, bisa jadi karena mereka tidak punya falsafah Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.
Anggota DPR Dapil Banten ini menekankan bahwa perbedaan itu bisa menjadi berkah tersendiri jika pemimpin dan bangsa ini mampu mengelolanya dengan baik.
“Bagaimana agar perbedaan menjadi indah? Jika perbedaan dirangkai dengan cara yang baik. Puncak kenikmatan itu jika orang diberi ruang kebebasan untuk memilih dalam perbedaan,” katanya.
Menurut Jazuli kunci untuk menjaga kebhinnekaan adalah terus memupuk toleransi. Bahwa perbedaan adalah hal yang niscaya dan tidak ada penyikapan yang lebih baik kecuali saling menghormati. Sebaliknya, yang merusak kebhinnekaan adalah penyebaran hoax, persekusi, dan eksploitasi SARA.
“Adanya penyebaran hoax atau berita bohong, persekusi terhadap kelompok yang berbeda pilihan dan eksploitasi SARA membuat gaduh bangsa ini dan merusak kebhinnekaan kita. Untuk itu, harus sama-sama kita lawan dan hentikan,” pungkas Jazuli.
Sebelumnya, di hadapan ribuan peserta Jambore Nasional Da’i Parmusi, Din mengajak untuk memperkuat persatuan umat Islam. “Kita perlu bersatu dan kompak, karenanya mari amalkan ajaran ukhuwah Islamiyyah yang hanya mudah dibicarakan tapi sulit dilaksanakan,” pesannya.
Menurutnya, dalam kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk seyogyanya harus ada persatuan dan kebersamaan.
“Oleh karena itu, tidak perlu ada penghadangan, tidak perlu ada persekusi terhadap dai dan mubaligh. Kalau sampai itu terjadi hati kita menangis, sesama kita saling menghalangi, ini merupakan awal yang menyebabkan keruntuhan umat Islam,” jelas Din.
Ahmad Zuhdi