PBB Miliki Fatsun Politik

by
Yusril Ihza Mahendra, ketua umum PBB. Foto: Istimewa

(Partai Bulan Bintang) PBB salah satu partai Islam yang diharapkan umat Islam untuk bisa tampil di kancah nasional karena partai yang tegas berasas Islam itu sekarang hanya PBB, PKS dan PPP.

Wartapilihan.com, Jakarta –– Pimpinan pondok pesantren At-Taqwa Depok Ustaz Adian Husaini, mengatakan PBB punya peluang dan prospek yang baik meskipun pernah eksis dan kemudian tenggelam. Secara pribadi, ia berharap PBB dan partai Islam lainnya memiliki kekhasan atau keunikan untuk mengambil suara umat 212, bukan hanya yang terwadahi di dalam persaudaraan alumni 212 tetapi lebih kepada kebangkitan kelas menengah Islam, kebangkitan muslim-muslim profesional yang memiliki komitmen ibadah secara pribadi, orang-orang sholeh, profesionalitas dan memiliki komitmen untuk mewujudkan ajaran-ajaran Islam dalam bermasyarakat dan bernegara.

“Di massa 212 bisa kita lihat orang-orang profesional, profesor, guru besar yang ke Jakarta untuk ikut demo kemudian pulang lagi,” ujar Ustaz Adian di Depok, Rabu (31/10).

Pada kontes perpolitikan nasional, lanjutnya, ia belum melihat konsep-konsep pembangunan Islami. Seperti membangun ekonomi Islami yaitu yang berkeadilan. Ekonomi Islam bukan hanya harus ada bank syariah, tapi sistem yang adil bagaimana mengatur anggaran negara dengan adil mana yang wajib dan tidak wajib.

Kemudian harus ada konsep pendidikan yang sesuai pasal 31 Ayat C UUD ’45 yang menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. “Jadi konstitusi kita dalam bidang pendidikan itu sangat ideal dalam membentuk manusia beriman dan berakhlak mulia,” tuturnya.

Menurut dia, PBB dan partai Islam yang lain itu punya kesempatan untuk menawarkan konsep-konsep Islam. Karena itu, kader PBB jangan ragu menawarkan konsep-konsep Islam bukan dalam rangka politisasi agama karena agama adalah rahmah. Agama diakui sebagai potensi pembangunan nasional.

“Jadi Al Qur’an itu bukan hanya di hafal, tapi juga harus dijalankan dalam konsep-konsep pembangunan karena Al Qur’an adalah petunjuk bagi kita. Seperti misalnya bagaimana membangun kota, bandara dan pasar yang islami,” ujarnya.

Peneliti INSIST ini menjelaskan, politik bukan soal menang kalah tapi harus diniatkan bahwa ini adalah ibadah, konsep-konsep yang kita tawarkan ke masyarakat adalah ibadah.

“Partai-partai Islam harus berbeda cara berpikirnya, kemenangan yang diraih itu bukan semata-mata mendapatkan kursi. Kita jangan hanya berpikir untuk 2019 tapi lebih panjang lagi. Dengan persatuan, keikhlasan dalam berjuang, tidak ada motif duniawi dan semangat jihad fi sabilillah inilah yang akan membuat pertolongan Allah ini akan datang,” katanya.

Politik adalah lahan perjuangan yang sangat luas dan sangat berat oleh karena itu membutuhkan suatu ideologi. PBB memiliki tradisi perjuangan yang kuat, dari dulu akar politik PBB yang berasal dari Masyumi terkenal dengan gagasan-gagasan cerdas, berani, mengajukan konsep-konsep yang berbeda.

“Insya Allah dengan niat yang ikhlas, kerja yang cerdas, kerja keras dan kerja tuntas akan meraih kemenangan apalagi diniatkan untuk perjuangan di jalan Allah. Dalam sejarah Islam yang harus kita tonjolkan adalah akhlak mulia dan keteladanan. Dan PBB memiliki tradisi kuat berpolitik dengan akhlak mulia,” Ustaz Adian memaparkan.

Menurutnya, dalam sejarah kancah perpolitikan nasional hampir tidak pernah kita mendengar kabar negatif tentang Partai Bulan Bintang. Sehingga image Partai Bulan Bintang cenderung sangat baik dan ini menjadi potensi untuk politisi-politisi PBB untuk memenangkan kontestasi ke depan.

“Saya berharap akan melihat banyak kader-kader PBB di eksekutif, legislatif dan yudikatif untuk menjadi teladan bagi umat,” pungkasnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *