MUI: Politisasi Khilafah Merupakan Bentuk Penghinaan

by

Menisbatkan sesuatu yang di dianggap Anti Pancasila terhadap suatu kelompok adalah labelisasi dan generalisasi (mengebyah-uyah) yang berbahaya dan dapat menciptakan suasana perpecahan di tubuh bangsa.

Wartapilihan.com, Jakarta — Jelang hari H pemilihan presiden (Pilpres) pada 17 April mendatang, berbagai strategi kampanye dilakukan masing-masing kandidat calon untuk meningkatkan elektabilitas. Namun, isu keagamaan kerap kali menjadi bahan politisasi salah satu kubu paslon. Terbaru, tentang ideologi khilafah

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama (Wantim MUI) Ustaz Din Syamsuddin mengimbau kepada kedua kubu Paslon Presiden-Wapres gunq menghindari penggunaan isu keagamaan, seperti penyebutan khilafah. Menurut Din, penyebutan itu merupakan bentuk politisasi agama yang bersifat pejoratif (menjelekkan).

“Walaupun di Indonesia khilafah sebagai lembaga politik tidak diterima luas, namun khilafah yang disebut dalam Al-Qur’an adalah ajaran Islam yang mulia (manusia mengemban misi menjadi Wakil Tuhan di Bumi/khalifatullah fil ardh),” kata Din di Jakarta, Sabtu (30/3).

Lebih lanjut, Din menjelaskan, mempertentangkan khilafah dengan Pancasila adalah identik dengan mempertentangkan Negara Islam dengan Negara Pancasila, yang sesungguh sudah lama selesai dengan penegasan Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi was Syahadah (Negara Kesepakatan dan Kesaksian).

“Mempertentangkannya merupakan upaya membuka luka lama dan dapat menyinggung perasaan umat Islam,” kata Din.

Ia menambahkan, menisbatkan sesuatu yang di dianggap Anti Pancasila terhadap suatu kelompok adalah labelisasi dan generalisasi (mengebyah-uyah) yang berbahaya dan dapat menciptakan suasana perpecahan di tubuh bangsa.

“Karenanya, kami mengimbau segenap keluarga bangsa agar jangan terpengaruh apalagi terprovokasi dgn pikiran-pikiran yang tidak relevan dan kondusif bagi penciptaan Pemilu/Pilpres damai, berkualitas, berkeadilan, dan berkeadaban,” ujarnya.

Senada, pakar hukum tata negara Mahfud MD mengatakan bahwa pemilu pertarungan ideologi apalagi peperangan ideologi. Pemilu adalah salah satu wujud produk demokrasi untuk memilih pemimpin yang akan menakhodai Indonesia lima tahun ke depan.

“Dengan pemilu, kita memilih pemimpin dalam satu ideologi pancasila,” kata Mahfud.

Adi Prawiranegara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *