Menlu Dukung Aksi Kemanusiaan Suriah

by
ACT yang memberikan bantuan pada Aleppo dan Idlib di daerah Suriah baru-baru ini. Foto: act.id.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendukung penuh aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Suriah. ACT memperkuat sinergi kemanusiaan dengan berkolaborasi dengan Menlu RI.

Wartapilihan.com, Jakarta –Membangun sinergi menjadi langkah utama Aksi Cepat Tanggap dalam meluaskan aksi kemanusiaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Seluruh elemen bangsa dilibatkan, mulai dari publik, swasta, hingga pemerintah.

Kolaborasi dengan pemerintah pun kembali terjalin. Kunjungan pimpinan ACT disambut baik oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Direktur Timur Tengah Sunarko, dan Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Salman Al Farisi. Ikhtiar dalam mempererat sinergi antara publik dan pemerintah ini, menurut Menlu Retno, sebagai jalan diplomasi kemanusiaan.

“Diplomasi kemanusiaan menjadi diplomasi inti dalam konteks politik luar negeri Indonesia, selain diplomasi perdamaian. Dua diplomasi inti ini menjadi keunggulan Indonesia di antara bangsa lainnya,” kata Retno, berdasarkan siaran pers yang diterima Warta Pilihan (wartapilihan.com).

Ia mengungkapkan, jika dalam diplomasi perdamaian Indonesia berusaha menjembatani negara-negara berkonflik, diplomasi kemanusiaan berusaha membantu para korban krisis kemanusiaan.

Lebih lanjut, Menlu Retno menekankan bagaimana diplomasi kemanusiaan Indonesia tidak terbatas pada peran pemerintah. Diplomasi kemanusiaan melibatkan peran seluruh elemen bangsa.

“Makanya kata ‘diplomasi’ tidak berarti yang menjalankannya hanya orang yang berprofesi sebagai diplomat, tapi juga seluruh anak bangsa. Sehingga, diplomasi kemanusiaan itu dapat terwujud dengan baik apabila kita semua bersinergi bersama,” jelas Retno.

Sebagai elemen pemerintah, sinergi dengan unsur masyarakat, termasuk ACT, mampu memperluas jalan diplomasi kemanusiaan yang ada. Apalagi saat ini, di mana krisis kemanusiaan dan bencana muncul silih berganti.

“Dan kami melihat ACT selalu hadir dalam merespons bencana dan krisis kemanusiaan, seperti ‘di mana ada musibah, di situ ada ACT’. Jadi, tentunya kami ingin untuk mempertebal sinergi ini,” ungkap Menlu Retno diselingi tawa.

Kontinuitas ACT dalam membersamai korban bencana kemanusiaan dan alam tidak luput dari kecepatan respons. Begitu pula dengan spirit kemanusiaan yang selalu dinyalakan ketika beragam aksi kemanusiaan dijalankan. Hal ini disampaikan oleh Presiden ACT Ahyudin, di sela diskusi ringan bersama Menlu Retno dan jajarannya.

“Kecepatan dan pemberdayaan masyarakat lokal juga sudah menjadi karakter ACT dalam setiap misi kemanusiaan yang dilakukan. Program Kapal Kemanusiaan misalnya. Alhamdulillah ribuan ton beras dari petani Indonesia dapat terkumpul dalam waktu singkat ketika panen raya. Kami membeli beras mereka, mengajak mereka untuk turut serta menyiapkan berasnya.

Lalu, beras-beras tersebut juga dilayarkan oleh perusahaan kapal logistik milik anak negeri menuju Somalia, Bangladesh, Palestina, dan Insya Allah Suriah. Semua dilakukan dalam durasi yang cepat agar bantuan lekas diterima korban krisis kemanusiaan,” ungkap Ahyudin.

Ketika bantuan-bantuan tersebut tiba di negara yang mengalami krisis kemanusiaan, lanjut Ahyudin, nama dan bendera Indonesia menyertai itu semua. Misalnya saja saat beras Indonesia masuk ke Gaza, bendera Indonesia mendominasi iring-iringan kontainer yang membawa beras dari bangsa Indonesia. Begitu pula dengan program Indonesia Humanitarian Center yang berpusat di Reyhanli, Turki.

“Program tersebut tidak semata-mata dijalankan oleh ACT, namun juga seluruh elemen bangsa yang telah berpartisipasi dalam penyediaan pangan untuk pengungsi Suriah. Inilah kepedulian bangsa Indonesia,” imbuh Ahyudin.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *