Menaikkan Harga Rokok, Baru Sebatas Wacana

by
https://assets.rappler.com

Wacana Presiden Joko Widodo pada Agustus 2016 untuk menaikkan harga rokok menjadi Rp. 50.000 belum ditindaklanjuti hingga kini.

Wartapilihan.com, Jakarta — Perokok di kalangan remaja sudah semakin meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan mengatakan, pada remaja usia 15-19 tahun, perokok meningkat dua kali lipat dari 12,7% pada 2001 menjadi 23,1% pada tahun 2016. Kondisi ini, menurut Azas Tigor Nainggolan selaku Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), jika terus dibiarkan tanpa adanya pencegahan akan membahayakan bangsa.

“Sangat mungkin masa depan Indonesia adalah penuh masalah penyakit di kalangan masa depan bangsa ini. Tidak mungkin juga Indonesia akan terus memboroskan anggarannya untuk membiayai pengobatan rakyatnya karena perokok aktif dan pasif,” ungkap Azar, dalam siaran tertulisnya, Jum’at, (6/10/2017).

Di Perancis, mulai tahun 1980-an tetapkan kebijakan menaikkan harga rokok. Dampaknya mulai dirasakan hasilnya. Pada tahun 2019, Perancis terus menaikkan harga rokok hingga jumlah perokok jadi menurun. Hal itu, menurut Azar berdampak positif karena anggaran negara juga menurun untuk mengobati pasien akibat rokok aktif maupun pasif.

“Sebaiknya pemerintah Indonesia menerapkan juga menaikkan harga rokok dengan menaikkan tarif cukai terhadap rokok. Belajar dari pengalaman Perancis, ketika harga naik maka akan menekan pertumbuhan angka perokok dan menurunkan biaya kesehatan negara,” saran Azar.

Ia berharap, pemerintah Indonesia segera lakukan penaikan tarif bagi cukai rokok dan harga rokok agar menekan pertumbuhan angka perokok baru, “Juga menekan pemborosan penggunaan anggaran negara untuk pengobatan penyakit akibat merokok dan asap rokok,” tandas dia.

Seperti diketahui, pemerintah sebagai penanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menggelontorkan anggaran akibat perokok yang jadi beban cukup serius. Dari total beban rujukan Rp 54,47 triliun, sebanyak Rp 15,29 triliun atau 33,62% habis untuk membiayai penyakit katastropik, salah satunya penyakit jantung sebesar 48% yang didominasi akibat perokok, aktif maupun pasif.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *