BKMT kini memiliki perwakilan di 33 Propinsi dan lebih dari 400 kabupaten di seluruh Indonesia.
Wartapilihan.com, Cikarang — Sebagai organisasi, disadari bahwa usia 38tahun merupakan usia yang masih sangat muda. Namun bila dianalogikan dengan manusia, usia 38tahun merupakan usia paling produktif, usia paling potensial dan penuh idealisme menuju kematangan dan kesempurnaan jiwa.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Syifa Fauzia dalam acara peringatan Isra Mi’raj bersama Badan Kontak Majelis Taklim di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, kemarin.
“Selama 38 tahun ini, BKMT sebagai organisasi sosial keagamaan, telah berjuang, membuktikan dan bekerja keras untuk umat dan bangsa, khususnya dalam dakwah, pendidikan, sosial, ekonomi, peningkatan peranan muslimin muslimat, serta pengembangan budaya dan peradaban Islam,” kata Syifa.
Berkat kiprah dan perjuangannya itu, ia bersyukur, BKMT kini dikenal secara luas di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia. BKMT kini memiliki perwakilan di 33 Propinsi dan lebih dari 400 kabupaten di seluruh Indonesia. Yang secara aktif membuktikan perannya di masyarakat, memberikan sumbangsih dan kontribusinya, menjadikan peran majelis taklim meluas bukan hanya tempat menuntut ilmu agama, tapi juga sarat akan nilai-nilai positif yang berdampak besar bagi masyarakat.
“Sebagai umat dan bangsa, kita belakangan ini menghadapi banyak tantangan dan persoalan, antara lain, pertama, banyaknya pelanggaran moral dan penyalahgunaan wewenang. Ini dirasakan bangsa indonesia, adanya lack of leadership atau krisis kepemimpinan, dimana banyak pemimpin yang alih-alih menjadi panutan namun justru memberi contoh negatif yang jauh dari nilai-nilai islam dan kebaikan,” paparnya.
Kedua, tantangan bagi generasi muda Indonesia, yang makin kompleks, apalagi di era maju seperti sekarang ini, antara lain, Merebaknya praktek prostitusi offline maupun online dan maraknya penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kelakuan anarkis yang mengkhawatirkan, hingga pengangguran yang masih menjadi persoalan.
“Ketiga, masih tingginya penduduk miskin, stunting atau kurang gizi kronis bagi bayi dan balita terlebih lagi angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Dalam hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia tahun 2012, disebutkan bahwa dari setiap 1.000 kelahiran di Indonesia, ada 19 bayi yang di antaranya meninggal,” katanya, memprihatinkan.
“Inilah persoalan-persoalan yang mesti kita jawab dan menjadi agenda program BKMT dan kita semua. Saya meminta kepada seluruh pengurus BKMT dari Pusat hingga Daerah agar tetap teguh dan istiqamah menjadi kekuatan moral (moral force) dan berada di garda terdepan dalam pembangunan moral dan akhlak bangsa,” tandasnya disambut riuh para hadirin.
Adi Prawiranegara