Wartapilihan.com, Jakarta — Ketua Panitia Reuni Alumni 212 Misbahul Anam mengatakan, dirinya berkali-kali ditanya oleh beberapa media mengenai dana yang dikeluarkan untuk acara monumental tersebut.
“Saya sampaikan dananya miliyaran,” ucapnya.
“Dananya dari mana?,” ujarnya menirukan para wartawan. “Saya bilang dari umat Islam. Eh ada wartawan yang usil menyangka (dana) dari partai, ternyata ini jebakan batman saudara,” ungkap Misbah dari atas panggung utama Monas, Jakarta, Sabtu (2/12).
Dirinya meminta siapapun yang ingin mengaudit dana acara RA 212. Terlebih, ada pihak yang menginginkan RA 212 tidak dilaksanakan di Monas karena akan ditunggangi oleh kegiatan politik.
“Tidak mungkin ada Indonesia kalau tidak ada umat Islam. Jadi biarlah fitnah itu menjadi azab buat mereka sendiri,” ungkapnya.
Misbah mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada umat Islam yang datang dari berbagai penjuru nusantara. Diantaranya Aceh, Lampung, Ciamis, Madura, NTT, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Siap bela NKRI? Siap bela Islam? Takbir!,” tandasnya.
Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif menuturkan, akan membuatkan simpul-simpul Alumni 212 di 22 wilayah se-Indonesia.
“Semua peserta kongres dari 22 Provinsi yang hadir menguatkan komitmen kembali untuk mengangkat Habib Rizieq Shihab sebagai Imam Besar umat Islam Indonesia. Kita juga meminta pemerintah menghentikan kriminalisasi kepada Imam kita,” tegasnya.
Slamet menyatakan, tiga tahun pemerintah Jokowi berjalan, kebencian dan phobia terhadap umat Islam semakin terasa, tidak ada keadilan hukum, dominasi korporasi asing, dan bahaya laten komunis.
“Siap berjuang? Takbir,” pungkasnya tiga kali.
Kyai Abdul Rasyid Syafii menerangkan daerah-daerah yang terkena kristenisasi. Dia menyerukan kepada seluruh umat Islam seperti dalam Al-Qur’an yaitu menjaga diri dan keluarga dari api neraka dengan beriman kepada Allah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang Allah SWT.