Pemimpin yang murah senyum dan tidak menyusahkan rakyatnya menjadi harapan seluruh masyarakat.
Wartapilihan.com, Bogor — Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang banyak senyum dan tidak suka marah-marah. Kata dia, kalau menang harus murah senyum.
“Kalau yang mau menang biasanya suka marah-marah apa banyak senyum? Senyum dulu semuanya,” ujar Maruarar ketika kampanye terbuka bersama cawapres nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/4).
“Kalau pemimpin mentalnya sebaiknya stabil atau labil? Jadi kita pilih pemimpin yang mentalnya stabil,” imbuhnya.
Selain itu, Maruarar menyebut pemimpin yang pantas dipilih adalah yang keluarganya harmonis. Dia merujuk kepada keluarga petahana Joko Widodo yang harmonis.
“Kalau pemimpin keluarganya sebaiknya harmonis apa tidak? Tepuk tangan buat keluarga Jokowi yang harmonis,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan Jokowi-Ma’ruf saat ini unggul tiga persen dari Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat.
“Tahun 2014 pak Jokowi kalah 60:40 persen. Saat ini saya umumkan, survei kita dua bulan berturut-turut, Februari-Maret pasangan 01 unggul tiga persen dari pasangan 02,” kata Maruarar.
Menurut Maruarar, keunggulan itu diraih berkat berbagai hal, di antaranya doa warga Jawa Barat, kerja nyata yang telah dilakoni Jokowi, serta sosok Ma’ruf Amin yang memberikan kesejukan.
“Yang hebat adalah rakyat Jawa Barat. Yang hebat warga Kota Bogor,” kata Maruarar.
Dalam kesempatan itu Maruarar menekankan bahwa Jokowi adalah sosok pemimpin yang merakyat, bersih dan kerja nyata.
Dia menekankan Jokowi selama menjadi wali kota, gubernur hingga presiden, tetap dekat dengan rakyat, tidak pernah berurusan dengan KPK serta banyak bekerja keras membangun bangsa.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin melakukan kampanye terbuka di lapangan Marzuki Mahdi Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/4). Ma’ruf terlihat ditemani istri Wury Estu Handayani dan putrinya Siti Mamduhah. Tampak hadir politisi PDIP yang berdapil di Bogor, Maruarar Sirait, serta Ketua MUI Bogor Mustofa Abdullah dan ulama setempat.
Adi Prawiranegara
