“Mereka (para leader) aware terhadap segala gejala yang muncul dan segera melakukan pencegahan sebelum masalah semakin meluas,” ujar Jamil Azzaini.
Wartapilihan.com, Jakarta –Menjalankan transformasi bisnis tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu effort besar, keyakinan akan berhasil dan terus menerus melibatkan semua pihak agar perubahan ini benar-benar berdampak hingga unit terkecil yang berada di pelosok negeri.
Demikian disampaikan Direktur Teknologi Informasi Digital PT Pegadaian (Persero) Teguh Wahyono dalam Leadership Caffe yang diadakan Kubik Leadership setiap dua bulan sekali.
Teguh menyampaikan, pemimpin harus dapat menggerakkan timnya dan juga membangun sistem agar transformasi bergulir. Menurutnya, transformasi akan berhasil jika memiliki empat unsur.
“Pertama, harus jelas objeknya. Kedua, ada pemimpin yang menggerakan. Ketiga, semua pihak menghendaki. Keempat, prosesnya harus dicatat supaya bisa dipelajari oleh semua orang dan menjadi sistem, jangan sampai transformasi digerakan oleh pemimpin yang ilmunya hanya melekat pada orangnya,” papar Teguh di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/9).
“Nanti kalau pemimpinnya pergi, transformasi tidak bisa dijalankan, karena bukan menjadi sistem. Sebab, dukungan dan semangat seluruh karyawan ikut tertular dari pemimpin tertingginya tersebut,” sambungnya.
Ia juga menjelaskan program bersih-bersih yang dimiliki pegadaian. Selain selalu mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, Pegadaian juga memiliki program Pegadaian Bersih-Bersih, yang terdiri dari Program Bersih Administrasi, Bersih Hati, dan Bersih Lingkungan. Program ini bertujuan untuk mendorong penerapan GCG di dalam dan di sekitar Pegadaian.
Dalam kesempatan sama, Director of Sales and Business Development Cipta Rasa Prima Group Hendra Noviyanto yang menaungi brand ternama di bidang kuliner menjelaskan langkah menuju kesuksesan.
Hendra menjelaskan, hanya dalam bilangan waktu kurang dari 5 tahun, Cipta Rasa Prima Group telah berhasil melakukan transformasi bisnis. “Artinya kami juga telah metransformasi sistem, teknologi dan SDM-nya,” katanya.
Ia menceritakan, pada tahun 2014 group ini masih berada di skala kecil, dengan pencapaian hanya 10 Miliyar tiap tahunnya, namun berkat kerja keras, keyakinan kuat dan komitmen dari para pemiliknya, kini CRP sudah membukukan omset berpuluh kali lipat dari awal berdiri.
“Layaknya dalam permainan sepak bola, tujuan akhir adalah mencetak goal, namun untuk terjadi sebuah gol di butuhkan menggiring dan mengoper bola sampai gol tercipta,” jelas dia.
Kerjasama tim, mulai dari back sampai penyerang, keharmonisan dalam menjaga kerjasama, saling memberi umpan, fighting spirit, dan menjaga lini belakang adalah hal kunci yang menyebabkan sebuah tim menang.
“Di CRP, proses ini lah yang dinamakan people development,” tandasnya.
Inspirator Suksesmulia Jamil Azzaini menambahkan, lembaga pelatihan yang sudah berkecimpung 20 tahun dalam bidang leadership, personal development dan soft skill kompetensi, berhasil menjalankan bisnis terhadap klient-nya karena mereka adalah para transformational leader.
“Mereka terus mencari makna, menegakkan moral, etika dan nilai untuk keberhasilan jangka panjang. Mereka juga aware terhadap segala gejala yang muncul dan segera melakukan pencegahan sebelum masalah semakin meluas, proaktif mengajak seluruh tim melakukan perbaikan, memberikan pengakuan pada mereka yang telah berhasil bertumbuh, dan bersemangat menumbuhkan orang lain,” papar Jamil.
Tidak lupa, kata dia, sebagai seorang transformational leader, sebelum bergerak mempengaruhi orang lain, mereka telah lebih dulu secara pribadi bertumbuh dan berubah menjadi contoh nyata bagi karyawan lainnya. “Dengan lead by example, setiap orang pun tergerak untuk lebih baik lagi,” pungkasnya.
Leadership cafe yang diselenggarakan Kubik Leadership di hadiri lebih dari 70 para manager dari perusahaan nasional dan multinasional, para leader dan pemilik usaha, dibuka dengan mendengarkan cerita Direktur Teknologi Informasi Digital PT Pegadaian (Persero) Teguh Wahyono.
Ahmad Zuhdi