Konsep Pembelajaran Paripurna, Menpora Era SBY Apresiasi Kegiatan JIGSc

by

Olahraga beladiri merupakan salah satu kemampuan yang penting dimiliki oleh generasi muda. Selain bertujuan untuk self defense, bela diri dapat membangun karakter seorang peserta didik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan intelektualnya.

Wartapilihan.com, Jakarta – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault mengapresiasi pengelola Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc) yang menjadikan bela diri sebagai ektrakuler wajib. Untuk mencetak calon pemimpin bangsa maka perlu diterapkan konsep pembelajaran yang paripurna.

Pelajar putri Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc) mengikuti ujian kenaikan tingkat sabuk bela diri, Rabu (9/3/2022). Ujian berlangsung di halaman sekolah JIGSc di kawasan Sukagalih, Kec. Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Seluru peserta nampak antusias mengikuti tahapan ujian yang dipandu para pelatih. Hadir pada kesempatan ini Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Adhyaksa Dault memberikan motivasi.

Sebagai seorang pendekat silat, kata Menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), harus mengantongi KTP dan SIM. “Kalau seorang pendekar itu harus punya KTP dan SIM. K itu berart kuat, kuat iman, mental, fisik. T berarti teguh pendirian, P berarti pantang menyerah dalam belajar. Nah SIM, SI berarti simpatik, jangan sombong. M berarti musyawarah,” kata Adhyaksa.

Adhyaksa berpesan agar kenaikan sabuk ini tidak membuat diri menjadi sombong. “Kenaikan sabuk ini bukan untuk sok-sokan. Silat ini untuk bela diri, bela agama, bela bangsa dan negara,” kata Adhyaksa kepada para peserta,” ujarnya.

Untuk diketahu, bela diri merupakan ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswi JIGSc. Hal ini seperti disampaikan Founder JIGSc Fifi Proklawati Jubilea Ph.D, yang akrab disapa Mam Fifi, di Bogor, Rabu (9/3/2022). Sesuai visinya, JIGSc ingin melahirkan pemimpin masa depan yang mempunyai visi dan misi wawasan internasional, memiliki keyakinan atas prinsip-prinsip dan akhlak Islami, serta tetap memelihara jati diri sebagai bangsa Indonesia.

“Di JIGSc tidak hanya diajarkan akademik tapi juga kemampuan diri. Salah satunya bela diri. Jadi walaupun perempuan tidak tergantung dari laki-laki. Sebagai bela diri,” kata Mam Fifi.

Menurut Mam Fifi, dengan konsep school like home JIGSc menerapkan tiga kurikulum bagi peserta didik. Yakni kurikulum Islam, kurikulum internasional, dan kurikulum nasional.

JIGSc merupakan bagian dari Jakarta Islamic School yang didirikan oleh Mam Fifi, sebuah boarding school untuk perempuan dengan konsep “Mendidik ala Ibu”.

Sekolah ini memiliki program tahfiz, menerapkan internasional kurikulum Edexcel UK, Islamic Program, Diknas, skill keputrian dan rumah tangga, serta bisnis muslimah.

Jakarta Islamic Girls Boarding School berlokasi di Lemah Neundeut, Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat.