Konferensi Perempuan Internasional untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina (IWCLA) yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) pada Kamis (17/3/2022) di Jakarta menghasilkan “Deklarasi Tjoet Meutia”.
Wartapilihan.com, Jakarta – “Deklarasi Tjoet Meutia” tersebut dibacakan di depan para peserta konferensi oleh Onny Firyanti Hamidy, yang belum lam ini dilantik sebagai Ketua Maemunah Center (Mae_C).
Deklarasi tersebut pada intinya merupakan bentuk kepedulian terhadap nasib para tahanan perempuan dan anak-anak Palestina serta menekankan perlunya perhatian dunia internasional terhadap masalah kemanusiaan yang terjadi di bumi Palestina itu.
Adapun isi Deklarasi Tjoet Meutia adalah, pertama, menyerukan persatuan dan kesatuan pergerakan seluruh faksi di Palestina sebagai sumber kekuatan perlawanan terhadap aksi-aksi brutal Zionis Israel kepada perempuan dan anak-anak Palestina.
Kedua, menginisiasi pembentukan aliansi organisasi non pemerintah dalam skala nasional, regional, dan internasional untuk pembelaan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina.
Ketiga, menyerukan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Parlemen Dunia untuk menolak normalisasi hubungan dengan Zionis Israel.
Keempat, menghimbau generasi milenial untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan Palestina serta mengoptimalkan potensi dan kemajuan teknologi informasi untuk menentang segala jenis propaganda Zionis Israel sebagai bentuk dukungan perjuangan bagi pembebasan Al Aqsa dan Palestina.
Kelima, mengajak seluruh perempuan untuk memberikan dukungan secara konsisten terhadap rakyat Palestina, terutama kepada kaum perempuan Palestina.
Keenam, mengutuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap para tahanan perempuan dan anak-anak Palestina serta para Murabithah (Perempuan Penjaga Al-Aqsha).
Ketujuh, mengajak seluruh perempuan Muslim untuk menanamkan pendidikan Al Qur’an dan Al Hadits serta sejarah Palestina kepada anak-anak sejak dini sebagai dasar kecintaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina.
Kedelapan, menyerukan kepada para advokat internasional untuk ikut serta membela tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dengan memperjuangkan hak-hak mereka yang dilanggar oleh Zionis Israel selama mereka berada di dalam penjara.
Menurut keterangan panitia, Deklarasi dinamakan “Deklarasi Tjoet Meutia” dengan mengambil nama Tjoet Meutia, wanita pahlawan nasional, yang menjadi Panglima Perang di masa Perang Aceh menghadapi penjajah Belanda. Kemudian lokasi tempat berlangsungnya konperensi internasional ini adalah di kawasan Tjoet Meutia, Jakarta Pusat.
Praktisi Media Aat Surya Safaat mengapresiasi pembelaan Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) terhadap kaum perempuan Palestina melalui penyelenggaraan Konferensi Internasional untuk Membela Tahanan Perempuan Palestina yang menghasilkan “Deklarasi Tjoet Meutia”.
“Saya mengapresiasi kepedulian AWG terhadap nasib para tahanan perempuan Palestina di penjara-penjara Zionis Israel. Saya juga ‘angkat topi’ terhadap AWG yang berhasil menghadirkan testimoni beberapa mantan tahanan perempuan dan anak-anak Palestina secara virtual dalam konferensi tersebut,” katanya di Jakarta, Kamis malam (17/3/2022).
Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) itu mengemukakan keterangan tersebut dalam perbincangan dengan wartawan usai penutupan Konferensi Internasional untuk Membela Tahanan Perempuan Palestina yang menghasilkan Deklarasi Tjoet Meutia ini.
Konferensi yang mengambil tema “Bergerak Berjamaah Membela Perempuan dan Anak-anak Palestina” ini sebagai salah satu wujud dukungan kepada perjuangan rakyat Palestina dan kaum Muslimin dalam membebaskan Al-Aqsa dan kemerdekaannya.
Ketua Pelaksana IWCLA, Maghfiroh menjelaskan, pada konferensi yang memfokuskan isu perempuan dan anak-anak Palestina ini dihadiri 65 tokoh perwakilan dari berbagai NGO nasional maupun internasional yang hadir secara luring. Sementara sekitar 200 tokoh dan aktivis Palestina perwakilan dari berbagai NGO dan berbagai negara, diantaranya Palestina, Malaysia, Thailand, Filipina, Australia, Turki, dan Nigeria mengikuti secara daring melalui layanan Zoom Meetings.
Konferensi tersebut juga menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, serta mengundang puluhan lembaga kemanusiaan yang mendukung perjuangan Palestina diantaranya adalah KH. Yakhsyallah Mansur (Pembina AWG), H.E. Zuhair Al-Shun (Duta Besar Palestina untuk Indonesia), Dr. H. Syamsul Bahri, M.Pd.I (Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kemenag RI), Abdul Muta’ali, M.A., M.I.P., Ph.D. (Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia), Khadijah Peggy Melati Sukma (Daiyah, Aktivis Kemanusiaan, Penulis), Dr. Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum. (Sastrawati, Produser Film, dan Dosen Universitas Negeri Jakarta).
Kemudian Edrida Pulungan (Sastrawati, aktivis dan birokrat), Siti Aminah (Aktivis Aqsa Working Group), Samr Subaih (mantan tahanan perempuan Palestina), Mrs. Razanne Yasir (Australia Palestine Advocacy Network), Dr. Haifa Abdur Rauf Redwan (Pengajar di Darul Quran wa Sunnah Gaza, Palestina), Hanady Halawani (Murabithah Al-Aqsa palestina) dan Khadija Khuwais (Murabithah Al-Aqsa palestina).