Kisah Nabi, Refleksi Diri

by
Foto: Istimewa

Judul Buku: The Prophets; Kisah Hikmah 25 Nabi Allah
Penulis: Dian Noviyanti
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2017, 317 halaman

Kisah kenabian bukan sekedar cerita masa  lalu yang diwariskan turun-temurun. Kisah kenabian membantu seorang hamba untuk mengetahui peta perjalanan seorang hamba untuk kembali pada Tuhannya.

Wartapilihan.com, Jakarta –Betapa banyaknya hikmah dan teladan dari para Nabi yang terdahulu. Mereka mulia bukan karena kekayaan seperti Nabi Sulaiman alaihissalam, kerajaan seperti Nabi Daud alaihissalam, maupun karomah seperti yang dimiliki Nabi Isa alaihissalam; melainkan karena penghambaan yang sangat totalitas kepada Allah Ta’ala.

Buku ini menjelaskan secara lebih gamblang dan menilik aspek hakikat dalam kisah-kisah Nabi ini, mulai dari Adam alaihissalam hingga Muhammad shalallahu alaihi wa Sallam.

Buku ini bahkan dengan jelas menjabarkan tentang Nabi-nabi yang kurang familiar diceritakan padahal termuat di dalam Al-Qur’an al-Kariim, seperti Nabi Syits alaihissalam, Nabi Khidir alaihissalam, dan Nabi Yusya alaihissalam.

Salah satu cerita menarik yang jarang digali oleh penulis buku tentang Nabi lainnya, adalah cerita tentang awal penciptaan manusia, ssebagai pembuka di buku ini. Kala itu, Allah berfirman kepada para malaikat, bahwa akan menciptakan manusia sebagai Khalifah di muka bumi.

Kendati para malaikat keberatan karena mereka akan cenderung menumpahkan darah, Allah Ta’ala menjawab, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui hal-hal yang kalian tidak memiliki pengetahuan tentang itu,”

Selepas pernyataan itu, para malaikat pun memohon ampun dan bersujud kepada Allah. Mereka berkata, “Wahai Allah, kami mendengar dan kami taat akan perintah-Mu,” malaikat menjawab dengan takzimnya.

Mereka, malaikat yang dapat berdialog dengan Allah disebut malaikat muqarrabun, yakni malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail yang miliki tugasnya masing-masing secara spesifik. Mereka bertambah rasa takutnya setelah mendengar firman Allah tadi. Sebagai bentuk permohonan ampun, mereka lekas kelilingi Arsy Allah sebanyak tujuh kali.

Awal Penciptaan Manusia

Nabi Adam yang notabene berasal dari tanah, saripatinya kala itu diambil dari bagian-bagian bumi yang khusus dan suci. Para malaikat muqarrabun ditugaskan untuk mengambil tanah suci berwarna putih bersih, seperti yang Allah Ta’ala perintahkan.

Malaikat pertama yang ditugaskan adalah Jibril. Setelah sekian lama kelilingi bumi, Jibril pun sampai pada tempat yang dimaksudkan. Jibril berkata, “Wahai bumi, aku meminta ridhomu untuk mengambil tanah murah untuk dijadikan bahan pembuat manusia,” ucapnya.

Mendengar itu, sang bumi berguncang dahysat. Setelah guncangan itu reda, bumi berkata, “Wahai malaikat Jibril, maafkanlah aku, sesungguhnya aku telah bersumpah tak akan memberikan diriku untuk dijadikan bahan pembuat makhluk yang kelak akan menumpahkan darah dan menodai bumiku. Sungguh, aku tak akan sanggup menahan beban manusia di bumi,” ujar sang bumi.

Maka, Jibril memutuskan untuk kembali ke Arsy untuk menghadap Allah Ta’ala. Jibril pun meminta maaf karena tak bisa mengambilnya karena bumi yang tidak ridho jika dijadikan bahan pembuat manusia, yang akan mengotori tanahnya sendiri melalui pertumpahan darah.

Jibril telah gagal. Maka, Allah mengutus malaikat Mikail. Namun hasil yang didapatnya pun sama, dengan jawaban yang sama pula. Mikail juga telah gagal membawa tanah suci itu. Maka, kali ini malaikat Izrail yang menemui bumi untuk mengambil saripati tanah.

Jawaban yang sama didapatkan Izrail yang dikatakan sang bumi dengan nadanya yang memelas. Namun, Izrail bukannya merasa iba atau kasihan, justru seraya menghunuskan pedangnya, ia berkata, “Wahai bumi, aku tak peduli sumpahmu. Sesungguhnya perintah Allah lebih penting dibandingkan sumpahmu,” imbuh Izrail.

Diambillah tanah suci itu oleh Izrail. Tanah suci itu beragam warna, ada yang putih, merah, cokelat, kuning dan hitam dari bumi, dan dibawa ke Arsy Allah. Di dalam buku tersebut dijelaskan, kelak keturunan Nabi dan ras manusia terlahir sesuai jenis tanah tersebut, yang miliki keunggulannya sendiri-sendiri.

Karena malaikat Izrail berhasil untuk menunaikan tugasnya, maka Allah berikan tugas istimewa untuk Izrail, yaitu diutus untuk menjadi malaikat penjemput manusia untuk kembali pada haribaan-Nya. Ia bertugas untuk mengawal jiwa kembali kepada Dia, dan mengembalikan raga pada haribaan-Nya bumi. Allah pun bersabda, “Sesungguhnya, kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang telah aku ambil darimu itu.”

Buku ini sangat penting untuk dibaca para orangtua, maupun remaja. Pasalnya, buku ini dikemas tidak begitu berat tapi sungguh bermakna karena akan mendapati sisi lain dari sebuah cerita: aspek hakikat yang akan dikuliti; sesuatu yang bahkan sering tidak terpikirkan ada di buku ini. Sehingga, seorang hamba dapat berefleksi tentang dirinya sendiri yang jadi salah satu ayat terbesar yang harus dikelupas dengan pengetahuan hakiki.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *