JAKARTA – Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) menggelar kegiatan Islam Digital Fest untuk pengurus Masjid Islamic Center se-Indonesia. Ketua JIC, KH Muhyiddin Ishaq, dalam sambutannya pada acara Islam Digital Fest menekankan pentingnya pembaruan metode dakwah di era digital saat ini.
Menurut dia, metode dakwah konvensional sudah sangat ketinggalan zaman. “Metode dakwah kita ini sudah jauh ketinggalan. Metode dari panggung-panggung yang biasa itu sekarang sudah mulai digital,” ujarnya di bilangan Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025).
KH Muhyiddin juga memaparkan contoh konkret bagaimana pendekatan dakwah di tempat ibadah perlu disesuaikan agar lebih ramah kepada anak-anak dan jamaah. Dia menceritakan pengalaman terkait pengelolaan masjid yang kurang memperhatikan kenyamanan anak-anak.
“Kalau ada anak kecil hari Jumat masuk ke masjid, disuruh keluar, jangan segala macam, ini kata saya marketing,” katanya mengingatkan pentingnya pendekatan yang lebih inklusif.
Di sisi lain, Ketua JIC ini memberikan peringatan serius terkait penggunaan media sosial. Ia menekankan agar masyarakat tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu.
Menurut dia, akibat buruk dari menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya adalah hilangnya pahala ibadah yang telah dilakukan. “Inilah kata Rasulullah orang yang muflis, pahala salatnya hilang, zakat, infaq, sampai semua pahalanya hilang, tinggal dosanya,” ujarnya.
KH Muhyiddin kemudian menegaskan bahwa amal salih tidak hanya terbatas pada ibadah mahdah seperti salat dan puasa, tetapi juga meliputi berbagai bentuk kegiatan sosial dan dakwah. “Amal salih itu adalah di luar ibadah mahdah. Salat, puasa, zakat, di luar itu amal salih,” katanya sambil memaparkan contoh amal salih yang nyata.
Dalam kesempatan ini, ia juga membagikan kisah pribadi tentang seorang mualaf yang semula ragu-ragu hingga berdebat dengan keluarganya, namun akhirnya mendapat bimbingan dan menerima Islam. “Singkat cerita, umur 43 tahun ingin masuk Islam. Akhirnya begitu dia bersyahadat, besoknya datang lagi ke rumah,” kisahnya.
KH Muhyiddin mengingatkan agar umat Islam lebih aktif dan kreatif dalam dakwah digital. “Media sosial itu bisa menjadi manfaat, bisa menjadi musibah,” jelas beliau mengingatkan agar media sosial digunakan secara bijaksana.
Ia juga mengajak para peserta untuk tidak berkecil hati jika dakwah mereka masih belum maksimal secara pemasaran atau penyebaran. “Kita ini salah. Kalah marketing. Kalah metode dakwah kita,” ungkapnya dengan penuh kesadaran.
Sebagai penutup, KH Muhyiddin berharap acara Islam Digital Fest dapat menjadi tonggak perubahan dan memperkuat dakwah berbasis digital. “Mudah-mudahan bisa menjadi manfaat,” ucapnya.