Kemenag Gelar Halaqah Ulama Se-ASEAN

by
Foto: zuhdi

Hegemoni radikalisme dalam pendidikan dan ketangguhan ekonomi berbasis Pesantren menjadi fokus pembahasan Halaqah Ulama ASEAN.

Wartapilihan.com, Jakarta –Kementerian Agama kembali menggelar Halaqah (Sarasehan) Ulama ASEAN. Pelaksanaan halaqah tahun ini merupakan yang ketujuh sejak tahun 2010 yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Abdurrahman mengatakan, halaqah tahun 2017 yang akan diselenggarakan tanggal 17-19 Oktober 2017 di Jakarta mandatang merupakan tindaklanjut dari halaqah tahun 2016 yang saat itu mengetengahkan tema “Mengembangkan Islam Moderat MeIaIui Jaringa Pesantren ASEAN”.

Halaqah Ulama ASEAN 2016 yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla menghasilkan sejumlah rekomendasi. Pertama, mensosialisasikan Islam Wasathiyah (moderasi) untuk merealisasikan Islam Rahmatal Iin alamin. Kedua, membuat program bersama guna meningkatkan kemandirian lembaga pendidikan Islam di bidang ekonomi dan sosial budaya. Ketiga, memperkuat daya saing lembaga pendidikan Islam untuk menghasilkan SDM yang bermutu.

“Halaqah UIama ASEAN Tahun 2017 akan diarahkan kepada 3 hal; pertama, pengembangan Islam moderat melalui jaringan pendidikan Islam ASEAN; kedua, penguatan daya saing Iembaga pendidikan Islam di ASEAN; ketiga, membuat model Iembaga pendidikan Islam yang kompetitif, mampu merespon tantangan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” ujar Abdurrahman Masud di Jakarta, Jumat (13/10).

Menurut Masud, halaqah tahun ini Iebih istimewa karena didahului oleh penelitian tentang pesantren dan Iembaga pendidikan yang memiliki kemandirian di bidang ekonomi, baik di Indonesia maupun di negara-negara ASEAN.

“Ternyata beberapa pesantren di Indonesia mampu mandiri dalam membiayai ekonomi dan mendorong jiwa wiraswasta kepada para santrinya. Di negara ASEAN Iainnya, Iembaga pendidikan Islam berjalan Iewa usaha sendiri, terutama di negara-negara yang muslimnya minoritas, seperti Kamboja dan Philipina,“ kata Masud.

Dikatakan Masud, tahun ini tema yang diangkat adalah Memperkuat Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam ASEAN. Menurutnya, pertimbangan tema ini penting dan perlu diangkat karena peran sentral pendidikan.

“Pendikan itu segala-galanya, (proses dan hasil) pendidikan itu memang lambat, tapi ia adalah kekuata yang dahsyat,” ujarnya.

Menurut Masud, halaqah akan diikuti oleh 12 negara, 10 negara ASEAN dan dua dari Cina dan Timor Leste

“Kita bisa belajar masing-masing negara itu, karena tidak mungkin kita berdiri sendiri maka butuh pengalaman dari pembicara dari negara lainnya,” ucapnya.

Sejumlah pembicara akan hadir, Prof. Dr. Yunahar Ilyas (Wakil Ketua Umum MUI), Dra. Nurhayati Subakat, Apt (CEO PT Paragon Technologi Innovation), Prof. Dr. Esmael Ebrahim (Direktur PCID Philipina). Ketiga narasumber tersebut akan berbicara tentang Daya Saing Ekonomi & Lembaga Pendidikan Islam di ASEAN Prof. Ronald Lukens Bull (University of North Florida, USA), Prof. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D (Kabalitbang dan Diklat Kementerian Agama), dan Dato Prof. Dr. Siddiq Fadzil (Presiden Kolej Dar Hikmah dan Pengurus Institut Darul Ehsan Selangor Malaysia) akan berbicara dengan topik pendidikan Islam ASEAN dan daya saing sumber daya manusia. Sementara topik Lembaga Pendidikan Islam di Asean: Wacana Moderatisme dan Usaha Mengembangkan Pendidikan Berdaya saing akan disampaikan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Dr. Khaerudin Al Juned (NUS Singapura), dan KH Maman Imanul Haq (Komisi VIII DPR RI).

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *