Penggalangan dana merupakan upaya yang sangat penting bagi lembaga nirlaba untuk menunjang terwujudnya impak sosial yang berkelanjutan. Dalam implementasinya, ternyata masih banyak hal yang perlu dibenahi agar pengalangan dana berlangung efektif dan efisien. Dampaknya, hasil penggalangan dana menjadi maksimal dan memberi lebih banyak manfaat bagi impak sosial.
Wartapilihan.com, Jakarta– Salah satunya caranya melalui aplikasi teknologi digital seperti HaloSolve yang diperkenalkan oleh Resolve Asia, konsultan mobilisasi sumber daya, bekerja sama dengan perusahaan teknologi terkemuka, Halosis.
“Bekerja sama dengan Halosis, Resolve Asia menghadirkan HaloSolve sebagai inovasi solusi digital yang dirancang untuk membantu organisasi nirlaba mengelola kegiatan penggalangan dana yang terintegrasi dalam satu platform,” ujar CEO Resolve Asia, Maitra Widiantini, dalam diskusi bertajuk “Empowering Your Fundraising Efforts with Technology” di META Office, Capital Place Tower, Jakarta, Rabu (13/11).
Diskusi tersebut dihadiri oleh 50 peserta dari beragam kalangan mulai lembaga nirlaba lokal dan internasional, entitas United Nation (UN), dan Lembaga-lembaga Amil dan Zakat (LAZ).
Sebagai konsultan mobilisasi sumberdaya, Resolve Asia berkomitmen mendukung upaya penggalangan dana melalui aplikasi teknologi. Salah satunya, ungkap Maitra, adalah HaloSolve. Dengan memanfaatkan teknologi digital, HaloSolve mengintegrasikan WhatsApp, gerbang pembayaran untuk mempermudah sistem transaksi (payment gateway),chatbot, dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Tujuannya tak lain untuk menyederhanakan dan meningkatkan efektifitas keseluruhan proses penggalangan dana.
HaloSolve diciptakan berdasarkan pengalaman hampir 20 tahun melakukan kegiatan penggalangan dana bagi organisasi nirlaba. Hampir semua mengalami tantangan dalam memanfaatkan potensi baik sejak proses akuisisi hingga pengelolaan donor, antara lain penginputan database yang masih secara manual dan tidak tersedianya sumber daya untuk proses administrasi yang memadai. Organisasi juga kerap melakukan penggalangan dana tanpa memperoleh database. Jikapun diperoleh, organisasi tidak memiliki sistem CRM (customer relationship management) atau jikapun ada tidak terintegrasi dengan baik.
Tantangan lainnya adalah terpisahnya transaksi/pembayaran ke banyak rekening. Jika sudah terkumpul, laporan keuangan masih memiliki gap karena ketidaksesuaian data dan transaksi. Dan tak kalah penting, kurangnya komunikasi yang berkelanjutan dengan donor sehingga pendanaan tidak berkesinambungan.
“Halosis bersama Resolve Asia mencoba mengatasi tantangan tersebut dengan Halosolve mengingat aplikasi ini memanfaatkan tehnologi digital berbasis AI untuk akuisisi hingga perawatan donor,” kata CEO dan pendiri Halosis, Andrew Hendrawan.
Pemilihan aplikasi Whatsapp sebagai platform untuk semua transaksi donasi bukanlah tanpa alasan. Indonesia dikenal sebagai salah satu WhatsApp ‘Nation’ terbesar di dunia. Menurut Tempo.co, yang mengutip statista.com, jumlah pengguna WhatsApp pada tahun 2024 mencapai lebih dari 2,78 miliar di seluruh dunia. Indonesia berada di peringkat keempat terbesar dengan pengguna sekitar 86,9 juta, di bawah India (585,8 juta), Brazil (139,3 juta), dan Amerika Serikat (91,3 juta). Selain itu, komunikasi melalui email memiliki open rate yang rendah, sementara berdasarkan data dari berbagai industri, open rate WhatsApp mencapai angka 90%.
“Sebagai perusahaan teknologi yang peduli pada impak sosial, Halosis dapat mengkustomisasi pemanfaatan WhatsApp sehingga memenuhi kebutuhan donatur yang ingin menyumbang dengan mudah dan cepat,” jelas Andrew. Ia melanjutkan, eksplorasi jenis program, jenis pembayaran, hingga transaksinya dapat dilakukan langsung di dalam platform tersebut tanpa perlu keluar lebih dahulu. Ke depannya, pengguna dapat memanfaatkan dashboard untuk untuk memonitor pendapatan penggalangan dana, data para donatur, hingga rekapitulasi transaksi dengan mudah.
Karena fitur-fiturnya dapat dikustomisasi, lembaga-lembaga nirlaba juga dapat memanfaatkannya untuk tool untuk pelaksanaan fundraising event baik sebagai alat promosi, survey, layanan ticketing, penjualan merchandize online untuk donasi, dan manajemen pemesanan lainnya. Yang paling penting, semua data donatur masuk ke dalam sistem yang kelak akan dimiliki oleh lembaga, tidak dikuasai oleh vendor atau penyedia sistem.
Pemanfaatan teknologi ini menarik perhatian banyak peserta. Tak kurang bagi Benny Willyanto, pengurus pusat Yayasan Aksi Relawan Madani Mandiri (ARMM) Himpunan Alumni IPB, pemanfaatan tool HaloSolve amat menarik dan membantu lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan seperti mereka. “Selain mempermudah transaksi donasi, pengelolaan database menjadi lebih mudah,” ujarnya. Di sisi lain ia berharap agar metode ini memperhatikan pula calon donatur dari kalangan usia senior yang kebanyakan berharap fitur dapat digunakan semudah dan sesederhana mungkin.
###
Informasi lebih lanjut silakan hubungi:
Maitra Widiantini
CEO Resolve Asia
Ph.+62 811 1251 7969