“Setiap rezim berubah menjadi otoriter, Pak Fatwa-lah tokoh yang berada paling depan melawan. Dia menjadi ikon perlawan dan sikap kritis terhadap rezim Orde Lama dan Orde Baru,” ujar Fahira.
Wartapilihan.com, Jakarta –Indonesia kehilangan Putra terbaiknya. Tokoh yang tidak pernah surut dalam mengkritisi dan mengingatkan rezim Orde lama maupun Orde Baru dari kezaliman dan kesewenang-wenangan terhadap rakyat Indonesia. Dialah Andi Mappetahang Fatwa atau disapa akrab AM Fatwa.
A.M Fatwa mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit MMC Jakarta pada usia 78 tahun, Kamis 14 Desember 2017 sekitar pukul 06.25 AM. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Fatwa adalah orang yang kritis terhadap keadaan Indonesia. Hal itu kata dia, bahkan masih dilakukan AM Fatwa saat masih di dalam penjara.
“Dia sampai dipenjara, tapi tetap saja dia melanjutkan cita-cita untuk bangsa ini di DPD, DPR. Tetap menyuarakan hal hal yang mengkritisi keadaan,” ujar Kalla.
Jenazah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AM Fatwa akan dikebumikan Kamis sore ini, sekitar pukul 15.00 WIB. Pemakaman berlangsung di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (14/12). Informasi perihal pemakaman AM Fatwa tersebut tertulis di papan informasi yang terpampang di depan rumah duka mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI tersebut.
Di Indonesia, tokoh seperti AM Fatwa bisa dihitung dengan jari. Kecintaan terhadap Indonesia membuat dirinya ikhlas menempuh resiko mengorbankan kebebasannya bahkan nyawanya sekalipun. Demikian disampaikan Senator DKI Jakarta Fahira Idris kepada Warta Pilihan (wartapilihan.com) di Jakarta, Kamis (14/13).
“Setiap rezim berubah menjadi otoriter, Pak Fatwa-lah tokoh yang berada paling depan melawan. Dia menjadi ikon perlawan dan sikap kritis terhadap rezim Orde Lama dan Orde Baru,” ujar Fahira.
Lebih lanjut, kata Fahira, dia (AM Fatwa) rela tubuhnya didera, jiwanya dibelunggu, dan kebebasannya direnggut demi konsistensinya memihak kebenaran dan menyuarakan suara rakyat yang dizalimi. Dia rela kehilangan sebagian besar umurnya di penjara demi melihat Indonesia menjadi negara besar yang demokratis.
“Jika bicara konsistensi, keberanian, dan bertanggung jawab, AM Fatwalah orangnya,” ungkap Fahira.
“Pak Fatwa, kami rakyat Indonesia berhutang banyak kepada mu. Engkau telah mengajarkan kepada kami apa itu konsistensi, keberanian, dan tanggung jawab. Engkau telah tunjukkan kepada kami bagaimana cara mencintai Indonesia seutuhnya,” imbuhnya.
Fahira berharap, ke depan lahir pejuang-pejuang legislator yang memiliki idealisme tinggi dalam mengawal demokrasi dan supremasi hukum pasca reformasi. Tidak terjebak pada kepentingan penguasa dan pengusaha.
“Walau ragamu sudah tiada, namamu terukir abadi dihati kami. Apa yang telah engkau lakukan akan dicatat dalam tinta emas perjalanan negeri yang besar ini. Beristirahatlah dengan tenang Pak Fatwa, temui penciptamu. Izinkan kami melanjutkan perjuanganmu menjaga Indonesia,” pungkas Fahira.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini atas nama Pimpinan Anggota dan keluarga besar Fraksi PKS mengucapkan duka cita.
“Atas nama Pimpinan Anggota dan keluarga besar Fraksi PKS kami mengucapkan turut berduka atas meninggalnya Almarhum Bapak AM Fatwa. Indonesia kehilangan salah satu putera terbaiknya, kita semua tahu kiprah dan perjuangan beliau,”kata Jazuli.
Menurut Anggota Komisi I ini, AM Fatwa layak dijadikan guru dan teladan dalam keteguhanya memperjuangkan nilai-nilai dan pronsip-prinsip kebenaran dan kebaikan.
“Beliau oang yang sangat gigih, teguh pendirian, dan idealis dalam memegang prinsip. Terbukti penjara bertahun-tahun tidak menggoyahkan perjuangan dan idealismenya. Beliau juga orang yang kuat pembelaannya terhadap umat,” kesan Jazuli.
Atas seluruh kegigihan, keteguhan, dan idealismenya itu, menurut Jazuli, AM Fatwa layak disebut sebagai tokoh perlawanan terhadap otoritarianisme.
“Semoga kita semua mampu meneladani kiprahnya dan semoga Allah SWT menerima amal dan perjuanganya, amiin,” pungkasnya.
Ahmad Zuhdi