Tidak perlu memasang Anies Baswedan untuk menghadapi Jokowi, karena ada banyak orang yang bisa menjadi presiden kalau sekedar untuk melawan Jokowi dalam debat.
Wartapilihan.com, Jakarta –Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah tidak setuju jika Anies Baswedan yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta, maju menjadi calon presiden (capres) pada Pilpres 2019 mendatang. Alasan yang disampaikan Fahri sangat sederhana, karena dulu dirinya juga tidak setuju Jokowi meninggalkan jabatannya di Jakarta.
“Saya merasa rakyat Jakarta janganlah dipermainkan seperti ini. Pilkada DKI yang lalu berdarah-darah. Bacalah tanda tanda, jangan lupa. Saya mohon maaf, jika saya berbeda dengan kawan-kawan,” ujar Fahri di Jakarta, Selasa (10/7).
Menurut Wakil Ketua DPR RI itu, tidak perlu memasang Anies Baswedan untuk menghadapi Jokowi, karena ada banyak orang yang bisa menjadi presiden kalau sekedar untuk melawan Jokowi dalam debat.
“Cukup jujur saja di depan publik siapapun bisa menang. Justru saya merasa presiden sekarang ringan dihadapi karena dari awal tidak jujur,” sebutnya.
Bahkan, Fahri membeberkan kalau sejak awal menjadi presiden, Jokowi tak memenuhi target nawacita-nya, lalu janji-janjinya yang tidak diikuti dan kemudian menyimpang dari sekarang.
“Revolusi Mental, sampai kita rusak mental. Poros Maritim sampai rakyat tenggelam terbengkalai. Jadi tenang saja, incumbent mudah dikalahkan,” sindir politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Karena itu, Fahri menyarankan kepada Anies Baswedan sebaiknya bertugas di Jakarta sebagai penjaga gawang dengan Sandiaga Uno mendampingi untuk menuntaskan pekerjaan.
“Mengapa? Karena PR di DKI adalah PR kebangsaan. Di kota ini ada semua jenis persoalan. Layak kita perjuangkan,” ujarnya.
Memang, diakui Fahri ada anggapan kalau jadi presiden masalah di Jakarta mudah diselesaikan. Tapi, buktinya yang sekarang menjabat presiden (Jokowi), juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk Jakarta.
“Jakarta ini memang memerlukan keberpihakan. Tapi lebih dari itu, Jakarta perlu ide, untuk itu kombinasi Anies dan Sandi Uno ideal,” katanya seraya meminta Anies-Sandi jangan mencontoh pendahulu mereka yang salah.
Menurut Fahri, pemimpin yang meninggalkan pekerjaan di tengah jalan bisa dituduh egois. Karenanya dia mengingatkan agar jangan dibiasakan.
“Saya tahu Anies itu didorong banyak orang. Tapi, sebaiknya kita meminta mereka fokus di DKI dan jangan mencontoh pendahulu mereka yang salah. Jabatan bukan aji mumpung,” cetusnya mengingatkan.
Ia mengaku nampak agak ekstrem dengan pilihan rakyat. Alasanya, karena ia merasa rakyat yang berbondong-berbondong ke TPS memberikan suara itu adalah puncak ketulusan.
“Sehingga apa janji kita itulah yang harus dipenuhi. Berjuanglah mewujudkan mimpi dan cita-cita mereka. Itu mulia. Dan, saya yakin ingatan rakyat kuat kalau kita berbuat baik pasti berkesan. Rakyat tau cara berterima kasih. Inilah yang saya percaya bahwa jabatan itu tidak usah melompat. Tunaikan saja dulu amanat. Nanti rakyat akan memilih kapan pun kita maju lagi,” tandasnya.
Ahmad Zuhdi