Keberhasilan pemerataan vaksinasi Covid-19 pun memiliki prinsip yang sama, yaitu wilayah aglomerasi bukan saja saling membantu dalam testing, tracing, dan treatment, tapi juga harus sama-sama sukses untuk memvaksinasi warganya.
Wartapilihan.com, Jakarta – Jubir Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro menekankan bahwa keberhasilan PPKM Level 2 di beberapa daerah adalah hasil kerja sama yang baik dengan daerah-daerah di sekitarnya.
“Praktik baik telah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dengan mengirimkan 300 nakes (tenaga kesehatan) dan 22 mobil ke Sidoarjo, Selasa (21/9) kemarin. Bahkan Pemkot Surabaya menyediakan 600 hingga 700 nakes untuk vaksinasi massal yang diadakan pemerintah kabupaten Sidoarjo,” ucapnya dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (22/9).
Pemerintah yakin, praktik ini juga sudah dilakukan di wilayah Jabodetabek, Semarang Raya, Solo Raya, dan juga wilayah aglomerasi lainnya di Indonesia. Menggencarkan vaksinasi juga bukan hanya kerja sama dan koordinasi antar pemerintah, keberhasilan ini tak lepas dari kerja-kerja relawan, seperti relawan ‘Surabaya Memanggil’ turut membantu dalam pencapaian vaksinasi di Gresik Jawa Timur.
“Salah satu pelajaran yang kita dapatkan dari 40 kota di Jawa adalah upaya signifikan dari relawan dan anggota masyarakat yang saling membantu. Kerja-kerja relawan ini membantu 100 ribu relawan Adaptasi Kebiasaan Baru, namun bapak-ibu pesan bapak Presiden Joko Widodo; tetap waspada, patuh prokes, dan jaga kebersamaan di tengah pandemi,” katanya.
Turunnya kasus Covid-19, capaian vaksinasi yang sudah menembus 80 juta, dan 45 juta vaksinasi untuk dosis kedua mendapat apresiais dari masyarakat dunia.
“Agama dan orang tua sering memberikan pesan bahwa hati yang gembira adalah obat. Obat untuk menyembuhkan luka perasaan kita saat ribuan orang di bulan Juli-Agustus melayang akibat ganasnya virus SarsCov-2 varian delta yang mengganggu aktifitas sosial dan kehidupan kita,” kata dr Reisa.
Menurut dr Reisa, hati gembira adalah obat dan pengalaman setiap orang untuk belajar dari kesalahan, sehingga dapat lebih tanggap dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta menggencarkan vaksinasi. Vaksinasi Covid-19 menjadi syarat penting untuk menjalani masa transisi dari pandemi menjadi endemi.
“Pencapaian target vaksinasi harus tercapai, karena vaksinasi dapat melindungi kita dari penyakit parah di rumah sakit dan menekan angka kematian. Maka, selain mencapai sasaran cakupan, pemerataan vaksinasi Covid-19 pun harus diperhatikan, terutama pada kelompok lansia,” ujarnya.
Meski pencapaian vaksinasi terus digencarkan, namun angka untuk kelompok lansia, menurut dr Reisa masih jauh dari target. Baru ada sekitar empat juta lebih lansia yang sudah lengkap divaksinasi atau kurang dari 20 persen sasaran yang ditetapkan, yaitu 21,5 juta jiwa.
“Jadi, mari kita fokus membantu vaksinasi agar merata di semua kelompok masyarakat, agar semakin banyak berita gembira akibat buah kerja keras kita ini,” tuturnya.