Penunjukan Simon Aloysius sebagai Direktur Utama baru PT Pertamina menghadirkan berbagai tantangan besar bagi perusahaan ini.
Wartapilihan.com, Jakarta – Komisi Energi DPR RI 2019-2024 Mulyanto sekaligus Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), memberikan pandangannya terkait sejumlah pekerjaan berat yang akan dihadapi Simon.
Mulyanto menilai bahwa perubahan pimpinan dalam Kementerian dan BUMN merupakan hal yang wajar dan menjadi bagian dari dinamika organisasi yang sehat. Ia berpendapat bahwa Simon, yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi perusahaan, meskipun masa jabatannya di posisi tersebut terbilang singkat.
“Simon Aloysius adalah orang dalam yang memahami berbagai persoalan Pertamina,” ujar Mulyanto dalam keterangan yang diterima, Selasa (5/11/24).
Lebih dari itu, ia juga menyoroti latar belakang politik Simon yang menduduki posisi penting di salah satu partai politik. “Dirut baru Pertamina ini memiliki kedudukan tinggi di partai politik, sehingga hal ini dapat memengaruhi penilaian terhadap profesionalismenya. Harapannya, tantangan ini dapat dijawab melalui peningkatan kinerja perusahaan di bawah kepemimpinannya,” ujarnya.
Salah satu tantangan utama yang harus dihadapi Simon adalah isu transisi energi. Menurut Mulyanto, dengan sektor minyak dan gas yang memasuki tahap senja kala, Pertamina harus segera beradaptasi menghadapi potensi penurunan investasi dan permintaan di sektor ini. Meskipun demikian, ia mengingatkan bahwa peran Pertamina di sektor hulu masih krusial, dengan kontribusi 60 persen lifting minyak dan 40 persen lifting gas nasional.
Selain itu, Presiden menargetkan Indonesia untuk mencapai swasembada energi, khususnya dalam bidang BBM dan gas LPG, lanjut Mulyanto. Ini artinya, Simon perlu fokus tidak hanya pada sektor hulu tetapi juga sektor hilir, terutama dalam meningkatkan produksi BBM dan LPG domestik yang saat ini masih bergantung pada impor.
Mulyanto juga menyoroti masalah kilang migas dalam negeri yang sudah menua, dengan kapasitas yang terbatas dan sering mengalami insiden kebakaran. Tidak ada kilang besar baru yang dibangun, sementara insiden kebakaran kilang hampir terjadi setiap empat bulan sekali. Ini menjadi masalah serius yang harus segera ditangani, tegasnya.
Di sisi lain tantangan operasional, tingginya subsidi untuk BBM dan LPG tiga kilogram yang melejit yang menjadi beban pada anggaran negara yang terus meningkat, hal ini menambah tantangan besar bagi Dirut baru Pertamina.
“Semua ini adalah pekerjaan rumah besar yang perlu segera diselesaikan oleh Simon Aloysius untuk memajukan Pertamina ke depan,” tutur Mulyanto.