Cita-Cita Pendidikan Nasional

by
Sohibul Iman (kanan) dan Fahmy Alaydroes (kiri). Foto: Humas PKS.

Di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dikatakan, tujuan negara ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam realisasinya, banyak tantangan kepemimpinan yang dialami, mulai dari rendahkan Indeks Pembangunan Manusia hingga masalah Sistem Pendidikan Nasional yang sudah ketinggalan zaman.

Wartapilihan.com, Jakarta – Hal itu disampaikan Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPP PKS Fahmy Alaydroes. Ia mengungkapkan, Indonesia butuh pemimpin nasional yang mampu mewujudkan cita-cita pendidikan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa. Tak hanya itu, ia juga turut menyoroti soal Indeks Pembangunan Manusia yang masih sangat rendah di Indonesia.

“Indonesia saat ini sebagai negara dengan jumlah penduduk kelima terbesar di dunia, negara Muslim terbesar di dunia, negara dengan luas negara terbesar keempat di dunia, masuk 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia masih jeblok dalam upaya pembangunan manusia,” kata Fahmy, dalam Seminar Pendidikan Nasional “Tantangan Kepemimpinan Nasional dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” di Aston Priority Hotel, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Fahmi menyebut dari berbagai survei internasional, Indonesia masih berada di peringkat terbawah secara kualitas pembangunan manusia. “Indeks Pembangunan Manusia Indonesia juga jeblok. Statistik pendidikan Indonesia masih terpaku dan naik secara lamban. Tata kelola pendidikan Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih jauh dari kata profesional,” kritik Fahmi.

Selain itu, ujar Fahmi, Sistem Pendidikan Nasional yang sudah ketinggalan zaman kerap menjadi subordinasi dan permainan politik praktis jangka pendek penguasa dengan mengabaikan kepentingan nasional.

“Kementerian pendidikan nasional telah menjadi oligarki birokratis yang hanya bergerak dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa peduli dengan output, outcome dan impact terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional,” ujar dia.

Fahmi menyebut saat ini Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang mampu mengartikulasikan politik pendidikan nasional sehingga menjadi politik pendidikan yang mencerdaskan.

Sementara itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mengatakan tujuan didirikan bangsa adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, hingga saat ini tujuan tersebut belum dicapai oleh bangsa Indonesia.

“Tema abadi yang terus menerus didiskusikan apalagi kita belum mencapainya. Kita tidak lepas dari sub struktur dunia dan kita seharusnya bisa memandu ke tata dunia yang lebih baik. Hingga saat ini kita masih belum bisa mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Sohibul saat menjadi keynote speaker dalam kesempatan yang sama.

Sohibul mencatat, dasar-dasar perilaku bangsa ini belum terbentuk baik termasuk tradisi membaca yang masih rendah. Sohibul menyebut, sekarang masih terjalin tradisi ‘jiping’ dan ‘jita’ alias ngaji kuping dan ngaji mata.

“Anak sekarang hobinya mem-forward Apalagi kini makin banyak tersebar hoaks. Kata Rocky Gerung, pemerintah adalah pusatnya produksi hoaks,” kata dia.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *