Berbahayakah Menkonsumsi Ikan Asin?

by
Dimakan dengan nasi hangat, sayur asem dan sambal, ikan asin jadi makanan favorit orang Indonesia. Foto: tokopedia.com.

Di balik gurih dan krispinya ikan asin, masih banyak masyarakat yang ragu karena menganggap banyak pengawet yang diberikan.

Wartapilihan.com, Jakarta – Ikan asin pada dasarnya merupakan ikan laut yang diolah dengan kandungan garam tinggi agar dapat diawetkan. Menurut dr. Juwalita Surapsari, SpGK, dokter spesialis gizi, makan ikan asin diperbolehkan asal tidak berlebihan. Pasalnya, dalam satu porsi ikan asin yang setara dengan 15 gram, mengandung 1000 miligram garam.

“Sedangkan batasan mengkonsumsi garam manusia ialah sekitar 2300 mg atau satu sendok sehari. Itu sudah mengkonsumsi setengahnya, maka tidak boleh berlebihan,” kata dr. Juwalita.

Ikan asin turut ditengarai rentan terkena logam berat yang berasal dari laut. Maka, Juwalita menyarankan agar tidak dikonsumsi terlalu sering.

“Jika logam berat itu terakumulasi, tertimbun di dalam tubuh bisa berdampak ke ginjal, dan juga sistem syaraf pusat, jadi harus bijaksana dalam memilih makanan,” tegas dia.

Adapun soal kandungan protein, ikan asin memiliki kadar protein yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan ikan segar karena proses penjemuran dan penggaraman pada ikan asin.

Para oknum pedagang yang suka mencampur formalin sebagai bahan pengawet ikan asin, Juwalita mengungkapkan, ada beberapa pihak yang melakukan hal tersebut padahal tidak boleh ada di dalam makanan.

Ia membeberkan ciri ikan asin yang sudah terkontaminasi formalin, yaitu ketika mentah warnanya putih cerah dengan merata. “Biasanya bahan mentahnya, kalau dia ada formalinnya warnanya putih cerah. Sementara kalau tidak pake formalin ada bagian kecokelatan, kehitaman, bau ikan asinya udah menurun, masih bagus,” terang dia.

Ketika dijual di pasar, jika tidak dihinggapi lalat atau kucing tidak menyukainya, biasanya ikan tersebut ada formalinnya. “Dan bau ikan asinnya sangat kuat, itu ikan asin yang asli,”

Juwalita memberikan tips agar pengawet berkurang, yaitu dengan melakukan perendaman terhadap ikan asin selama satu jam di dalam air.

“Ada cara supaya pengawet berkurang, direndam selama satu jam, jadi dengan direndam satu jam, formalinnya akan keluar tapi gak 100 persen hilang. Hanya dicuci dengan air mengalir tidak akan sebanyak ketika direndam,” imbuhnya.

Mengonsumsi ikan asin juga harus diwaspadai oleh pengidap darah tinggi karena dapat menyebabkan kekambuhan. Tak hanya itu, di dalam ikan asin juga mengandung zat karsinogenik penyebab kanker, yang menurut beberapa penelitian terkait dengan kanker misofaring di daerah hidung

“Belum sampai pada berapa banyak mengonsumsi ikan asin yang menyebabkan kanker, tapi itu hanya faktor resiko aja,” pungkas dia.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *