Sekitar 150.000 alumni IPB yang hebat-hebat harus berhimpun dengan visi dan misi yang sama untuk kemajuan pertanian nasional.
Wartapilihan.com, Bogor –Alumi IPB (Institut Pertanian Bogor) sempat ‘’ditertawakan’’ Presiden Jokowi. Dianggap banyak yang ‘’sesat karier’’. Bicara dalam Sidang Terbuka Dies Natalis IPB ke-54 di Kampus IPB, Bogor, Rabu (6/9/2017), Presiden Joko Widodo menyindir banyaknya lulusan IPB yang justru bekerja di dunia perbankan.
“Maaf Pak Rektor. Tapi mahasiswa (lulusan) IPB banyak yang kerja di Bank,” ceplos Jokowi, disambut tawa sejumlah mahasiswa yang hadir.
Jokowi mengaku sudah mengecek sendiri di jajaran direksi perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sangat banyak lulusan IPB bekerja di sana, mulai dari level direksi hingga manajer tengah.
“Terus yang ingin jadi petani siapa? Ini pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa-mahasiswa. Harus saya sampaikan apa adanya karena itu data yang saya peroleh,” kata Jokowi.
Entah dari mana data yang diperoleh Presiden Jokowi. Yang jelas, data IPB berkata lain sama sekali.
Berdasarkan data dari Humas IPB, pada tahun 2015 misalnya, IPB meluluskan 6.773 sarjana. Sebanyak 79,20% dari lulusan tersebut bekerja sesuai latar pendidikannya. Hanya 19,31% yang tidak bekerja sesuai jurusan.
Selain itu, sebanyak 87% alumni IPB bekerja di bidang teknologi pertanian. Hanya 9% persen yang bekerja di bidang perbankan.
Menurut Ketua Umum (Ketum) Alumni IPB periode 2008-2013, M Said Didu, IPB memiliki alumni sekitar 150.000 orang yang hebat-hebat.
Namun, seperti tersirat dalam ‘’gugatan’’ Presiden Jokowi, mengapa kehebatan para alumni IPB tidak berkorelasi dengan pertanian Indonesia?
Alumni IPB Rifda Ammarina memberikan jawaban. Dalam surat terbukanya menanggapi ‘’ejekan’’ Presiden Jokowi, Rifda yang alumni Fakultas Peternakan IPB angkatan 20 mengaku sejak 2005 memperjuangkan promosi dan edukasi pertanian Indonesia lewat Agrinex Expo. Saat ini juga sedang membangun usaha pertanian dengan komoditas rempah di Maluku Utara dan hortikultura di Pandeglang, Banten.
Rifda menyatakan, masalahnya adalah pemerintah belum cukup mendorong investasi di sektor pertanian, sehingga mampu menyerap alumni IPB dengan gaji layak.
Ia memberi contoh, betapa sulitnya mengakses lahan pertanian, pembiayaan bank dengan agunan lahan pertanian non sawit, akses benih berkualitas dan pupuk dengan harga terjangkau, dan betapa tidak pastinya harga jual hasil pertanian karena kebijakan impor.
Rifda mengemukakan retorika, andai saja alumni IPB ‘’bergentayangan’’ di berbagai sektor non-pertanian seperti anggapan Presiden, tentu kondisi pertanian Tanah Air akan lain. Tidak terpuruk seperti sekarang ini.
‘’Kalau saja banyak alumni IPB di Bank BUMN, niscaya mudah pembiayaan kebun buah dengan agunan lahan pertanian, sehingga bukan kebun besar saja seperti sawit, tapi juga kebun buah kecilpun bisa dibiayai,’’ tulis Rifda dalam suratnya.
Kalaulah banyak alumni IPB di Kementrian Kehutanan dan BPN, mustinya mudah akses lahan pertanian bagi kami alumni tanpa harus membeli lahan yang makin tidak murah karena penguasaan lahan oleh taipan yang lewati batas kewajaran akibat lalainya Pemerintah.
Andai saja banyak alumni IPB di Kementrian Perdagangan bisa jadi akan mudah impor dihentikan untuk menolong produk pertanian lokal di pasar Indonesia dan eksport.
Dan bila saja banyak alumni IPB di Kementrian Perindustrian rasanya mudah akan hadirnya industri pengolahan di sentra-sentra produksi pertanian sehingga harga saat panen tidak merugikan petani.
Akhirnya, ‘’jika saja Menteri Pertanian dipegang alumni IPB yang handal, maka akan hadir kebijakan-kebijakan yang mendorong produktivitas pertanian dengan efisien juga sesuai kebutuhan alias tidak mubazir dan asal-asalan seperti saat ini,’’ pungkas Rifda.
Senafas dengan Rifda Ammarina, Himpunan Alumni IPB bakal menggelar Musyawarah Nasional (Munas) V dengan tema “Alumni IPB Berhimpun Kuat, Pertanian Berdaulat”. Munas V HA IPB rencananya dilaksanakan pada 17-18 Desember di IPB International Convention Center, Bogor.
Menurut Koordinator Keluarga Alumni Lembaga Dakwah Kampus IPB, Dr Farhat Umar, alumni IPB harus berhimpun membetuk jejaring ‘’mafia’’ kedaulatan pertanian. Mereka tersebar sebagai policy-maker di sektor pertanian dan sektor-sektor pendukungnya, dengan visi dan misi yang sama untuk kemajuan pertanian nasional.
Untuk itu, kandidat Ketua Umum dan Sekretaris Jendral HA IPB periode 2018-2022 yang dinilai pas adalah pasangan KAWAL (Fathan Kamil-Walneg). Pasangan ini juga direkomendasikan sejumlah tokoh nasional alumni IPB seperti M Said Didu dan Jamil Azzaini.
KAWAL mengusung visi: Menjadikan alumni sebagai aktor perubahan di bidangnya serta mitra strategis transformasi IPB yang berkemajuan.
Misi yang diemban pasangan ini antara lain: Mempertegas kontribusi alumni, memfasilitasi alumni muda, memperkuat networking dan simbiosis mutualisme, serta meningkatkan kerjasama kemitraan dengan almamater.
Nurbowo