Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 17 Juli 1908, Mohammad Natsir dilahirkan. Bangsa Indonesia dan dunia internasional kemudian mengenalnya sebagai seorang negarawan, guru dan dai teladan. Tahun 2008, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Namanya harum di negara Jepang, Afrika, dan negara-negara Arab. Banyak penghargaan internasional diperolehnya.
Mohammad Natsir laksana mata air keteladanan yang terus mengalir. Pemikiran dan perjuangan Mohammad Natsir telah menginspirasi begitu banyak orang di berbagai negara. Tak heran, namanya kini diabadikan menjadi nama perguruan tinggi, rumah sakit, dan juga pondok pesantren.
Salah satu Perguruan Tinggi yang menggunakan nama Mohammad Natsir adalah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Kampus ini didirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) tahun 1999.
Alhamdulillah, setelah 25 tahun berjalan, STID Mohammad Natsir makin terbukti sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia, berdasarkan kriteria: kampus ini semakin banyak menebar manfaat kepada umat Islam dan bangsa Indonesia.
Setelah 25 tahun, STID Mohammad Natsir telah meluluskan 1083 sarjana dakwah. Mereka kini tersebar di 32 provinsi. Sebanyak 69 persen aktif dalam struktur DDII seluruh Indonesia; dan 31 persen aktif berdakwah secara mandiri. Artinya, mereka menjadi insan-insan berguna bagi sesamanya!
STID Mohammad Natsir pun telah terbukti melahirkan puluhan cendekiwan dan pemimpin di berbagai lembaga dakwah dan pendidikan, bahkan di pemerintahan. Sebut saja, H. Satono — Bupati Kabupaten Sambas — yang banyak meraih prestasi. Ia merupakan salah satu Alumnus STID Mohammad Natsir.
Satono dapat menjadi salah satu role model, bahwa kontribusi dai tidak hanya di sektor keagamaan, bahwa dai juga dapat memberikan peranan penting dalam pembangunan negara di berbagai sektor penting. (https://stidnatsir.ac.id/2021/09/28/h-satono-s-sos-i-mh-dai-itu-kini-menjadi-bupati/)
Alumni STID Mohammad Natsir yang dikenal luas di seluruh Indonesia adalah Dr. Ujang Habibie. Kini, ia memimpin Bidang Pendidikan DDII. Puluhan alumni STID lainnya juga telah menyelesaikan studi doktoralnya dan aktif dalam berbagai aktivitas dakwah. Ratusan alumni menjadi pemimpin dan guru di pesantren dan sekolah-sekolah Islam. Beberapa menjadi pengusaha. Dan banyak yang aktif sebagai dai di seluruh pelosok Nusantara.
Karena itulah, berdasarkan kriteria al-Quran dan Sunnah, Kampus STID Mohammad Natsir sejatinya bisa dikatakan sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia. Sebab, kampus ini didirikan dan dikelola dengan semangat dan manajemen dakwah. Tujuannya hanya satu: melahirkan para dai atau guru pejuang yang melanjutkan tugas kenabian, yaitu Tilawah, Tazkiyah, dan Ta’lim di tengah masyarakat (Lihat: QS al-Jumuah: 2).
Al-Quran dan Sunnah menyebutkan, bahwa manusia-manusia terbaik adalah mereka yang bertaqwa, berakhlak mulia, paling bermanfaat bagi sesama, dan yang belajar serta mengajarkan al-Quran. Secara khusus, QS Fusshilat ayat 33 menyebutkan, aktivitas paling mulia adalah berdakwah mengajak manusia kepada Allah.
Itu sangat logis! Menjadi dai atau menjadi guru yang mendidik masyarakat agar menjadi orang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, adalah pekerjaan para nabi. Itulah jalan hidup dan jalan perjuangan para nabi. Dan itulah jalan hidup dan aktivitas kehidupan terbaik. Karena itu, pelakunya juga merupakan insan-insan mulia.
Jadi, kampus mana saja, yang menjalankan aktivitas mendidik mahasiswanya menjadi manusia-manusia terbaik, itulah sejatinya KAMPUS TERBAIK. Alhamdulillah, sejak berdirinya hingga kini, Kampus STID Mohammad Natsir dipimpin dan dikelola oleh para dai DDII yang dididik dan ditempa dengan keras oleh para tokoh senior di DDII.
Mereka senantiasa berusaha menjaga amanah dari pendiri DDII, Mohammad Natsir, agar senantiasa menjaga keikhlasan dalam berjuang dan bersungguh-sungguh dalam mengajak manusia ke jalan Allah. Kini, alhamdulillah, ribuan dai bergelar sarjana dakwah telah dilahirkan. Andaikan, Pak Natsir hadir saat ini, insyaAllah, beliau akan ridha dan senang melihat perkembangan STID Mohammad Natsir.
Di usianya yang mencapai seperempat abad, STID Mohammad Natsir kini berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas para mahasiswanya dengan membuka sejumlah kelas kepakaran khusus. Ada kelas Jurnalistik dan Pemikiran Islam, kelas Dakwah dan Syariat Islam, dan kelas Perbandingan Agama. Semua bernaung di bawah Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
Dan alhamdulillah, kelas Perbandingan Agama telah melahirkan dai yang unggul di bidang Kristologi, yaitu Zaki Aqil Nashrullah. Ia menulis buku berjudul: Kristen Menggugat Muslim Menjawab: Jawaban atas Isu-isu Islam yang Sering Ditanyakan Kristen.
Kelas Khusus Junalistik dan Pemikiran Islam juga telah melahirkan sejumlah cendekiawan muda yang produktif menulis. Fatih Madini, telah menulis tiga buku: (1) Mewujudkan Insan dan Peradaban Mulia (2) Reformasi Pemikiran Pendidikan Kita, (3) Solusi Kekacauan Ilmu.
Azzam Habibullah, mahasiswa STID M. Natsir asal Medan, tahun 2023 terpilih sebagai salah satu Inovator Sosial muda top dunia, oleh Ashoka Foundation. (https://mediaindonesia.com/humaniora/552546/mahasiswa-stid-mohammad-natsir-masuk-
inovator-sosial-muda-top-dunia). Azzam juga menulis beberapa buku: (1) Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah, dan (2) Kritik terhadap Konsep Netralitas Ilmu.
- Nabil Abdurrahman (19 tahun), mahasiswa STID M. Natsir, di tahun pertama, meluncurkan dua buku sekaligus: (1) Pemikiran Hamka tentang Islam dan Budaya (b) Pemikiran Bernas untuk Indonesia Cerdas. Selain mereka, masih ada Reisya Callista, mahasiswi STID M. Natsir, yang juga telah menebitkan bukunya berjudul: Kebebasan Perspektif Barat dan Islam.
Jadi, sekali lagi, keluarga besar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, sangat bersyukur atas perkembangan kampus STID Mohammad Natsir yang semakin meningkat kuantitas dan kualitasnya. Kami terus bertekad agar semua lulusan STID Mohammad Natsir, 100 persen menjadi dai dan orang-orang yang berguna bagi dirinya, keluarganya, masyarakat dan bangsanya!
Mohon doa dan dukungannya! Semoga STID Mohammad Natsir semakin baik lagi. Dan semoga para tokoh serta kaum muslimin semakin memahami dan menyadari, bahwa STID Mohammad Natsir memang benar-benar salah satu kampus terbaik di Indonesia – sesuai kriteria al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. Amin. (Depok, 17 Juli 2024).