Kasus bom bunuh diri di Surabaya diikuti dengan penangkapan dan penembakan di berbagai daerah. Agar masyarakat mendapat informasj yang benar dan berimbang, perlu kahadiran Tim Independen.
Wartapilihan.com, Surabaya –Sebanyak 40-an aktifis 212 dan Ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Gabungan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur melakukan diskusi tentang keumatan di Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya, Ahad (20/5).
Acara yang dipandu oleh Muhammad Yunus, Ketua GUIB Jawa Timur itu menghadirkan pembicara utama Ketua Gerakan Nasional Pemgawal Fatwa-Ulama, Ustadz Yusuf Muhammad Martak. Yusuf mengemukakan perlunya soliditas umat. Ia mengemukakan berbagai hal yang sedang dihadapi oleh umat Islam. “Kita nggak boleh berjalan sendiri-sendiri, mesti berjamaah, agar menjadi solid,” tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, muncul pertanyaan, antara lain, di seputar kasus bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya hari Ahad dan Senin (13-14/5) pekan lalu. Pasca bom bunuh diri tiga gereja dan Mapolresta Surabaya tersebut, di berbagai daerah terjadi penangkapan dan penembakan. Di sinilah yang menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat, karena rata-rata mereka tidak melihat tanda-tanda yang mencurigakan atau keanehan sebelumnya pada para terduga teroris yang ditangkap dan ditembak tersebut.
Atas pertanyaan itu, Yusuf Muhammad Martak mengusulkan agar dibentuk Tim Independen yang melibatkan Tim Peqngacara Muslim Pusat, guna mengusut tuntas kasus tersebut. “GUIB bisa menjadi penggeraknya dan GNPF-Ulama akan mendukung penuh,” tutur Yusuf.
Ketua GUIB Jawa Timur, Muhammad Yunus, menyambut baik usulan tersebut dan segera berkoordinasi. “Kami akan segera menindaklanjutinya,” kata Yunus.
Tim Independen yang diusulkan Yusuf mendesak dibentuk mengingat masih banyaknya hal-hal yang dipertanyakan masyarakat dan tidak ada yang bisa menjawab, termasuk polisi.
Herry M. Josoef