Yahudi vs Islam

by
Luthfi Bashori. Foto: Istimewa

Oleh: KH. Luthfi Bashori

Orang Yahudi di jaman hidupnya Nabi Musa AS, tergolong kaum pengecut yang segala sesuatunya itu bisanya hanya mengandalkan Nabi Musa AS. Saat Nabi Musa AS mengajak mereka untuk ikut menjadi pasukan perangnya Nabi Musa AS, mereka justru mengatakan, “Hai Musa, berangkat peranglah engkau bersama Tuhanmu, dan kami akan duduk menunggu di sini saja!”

Wartapilihan.com —Mereka membiarkan Nabi Musa AS untuk berangkat sendirian dalam menghadapi musuh, sekalipun Allah telah menjanjikan kemenangan bagi beliau dan umatnya, jika saja mereka berangkat maju berperang. Tapi karena adanya sifat pengecut yang mendominasi akal pikiran kaum Yahudi saat itu, hingga tidak ada sedikitpun timbul ghirah serta kepedulian terhadap perjuangan nabi mereka, bahkan mempersilahkan Nabi Musa AS untuk maju sendirian.

Hal ini sangat kontras dengan sikap umat Islam di jaman Rasululah SAW. Coba tengok apa yang disampaika oleh Sy. Ibnu Mas’ud RA ia mengungkapkan, “Aku menyaksikan adegan perang yang dilakukan oleh Miqdad ibnul Aswad. Sungguh, andai aku yang melakukannya, maka itu lebih aku sukai dari semua yang sepadan dengannya.”

Sy. Miqdad, menurut ibnu Mas’ud, kala itu mendatangi Nabi Muhammad SAW yang sedang mendoakan kebinasaan kaum musyrikin. Sy. Miqdad berkata, “Kami tidak akan mengatakan seperti yang telah dikatakan oleh kaum Nabi Musa, “Berangkatlah engkau bersama dengan Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua.” Akan tetapi, kami akan mengatakan, “Kami akan berperang dari sisi kananmu, dari sisi kirimu, dari hadapanmu, dan dari belakangmu.”

Mendengar pernyataan Sy. Miqdad, menurut Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW tampak gembira dan berseri-seri. (HR. Al-Bukhari).

Betapa mulianya hati umat Islam pada saat mereka menampakkan kecintaan yang sempurna kepada Rasululah SAW. Mereka bersedia dengan totalitas dalam membela kepentingan bagi kemashlahatan agama Islam dan kepentingan bagi umat Islam. Inilah hakikat sifat dasar yang dimiliki oleh umat Islam, tentunya bagi mereka yang benar-benar memiliki keimanan sempurna kepada Allah dan Rasul-Nya.

Adapun menghindar dari keharusan peduli terhadap kemashlahatan agama Islam dan kepentingan umat Islam, maka tidak lain dan tidak bukan, sikap itulah yang konon dimiliki oleh kaum Yahudi di jaman Nabi Musa AS hidup bersama mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *