Walikota Depok Bantah Penelitian Setara Institute

by
Foto:istimewa

Menanggapi penelitian Setara Institute yang menyatakan bahwa di Depok dan Bogor banyak kaum radikal, walikota Depok Dr Idris Abdul Shomad meragukannya. “Mana buktinya?” katanya hari ini di Depok (9/11), usai Dialog Publik Peran Tokoh Agama Dalam Kesatuan Bangsa.

Wartapilihan.com, Depok —Idris menyatakan tidak mau mempermasalahkan metode penelitian yang digunakan oleh Setara Institute, karena ia bukan ahlinya. Ia hanya minta fakta kepada lembaga itu untuk mendatangkan bukti yang meyakinkan.

Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Depok, Dadang Wihana membantah keras penelitian Setara Institute itu. “Sample yang diambil tidak mencukupi,”terangnya.

Menurut Dadang, di Depok yang terjadi selama ini hubungan antar agama dan suasana keamanan adem ayem saja. Tidak ada potensi bahaya yang mengancam. “Kalau ada gesekan-gesekan kecil itu adalah yang biasa. Di dunia manapun itu terjadi,”jelasnya.

Sedangkan dalam sambutan acara Dialog Publik, Walikota Depok menjelaskan bahwa komitmen bangsa negara ini dibangun atas dasar nilai-nilai keagamaan. “Agama adalah kebutuhan kehidupan dan kodrat penciptaan manusia,” jelasnya.

Oleh karena itu ia mengharapkan adanya perbedaan agama itu tetap dapat terjalin kehidupan yang harmonis untuk kesatuan bangsa. Walikota mengharapkan rujukan terhadap tokoh-tokoh agama itu penting untuk menyelesaikan masalah di masyarakat dan persatuan bangsa.

Hal yang senada diungkap oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Depok, Habib Muhsin al Attas. “Jati diri negara kita adalah agama. Negara kita adalah negara agama. Kalau ada yang mengatakan bahwa negara kita bukan negara agama, maka orang itu komunis,”terangnya.

Habib Muhsin menjelaskan bahwa agama mempunyai dua dimensi. Yang pertama adalah nilai-nilai teologis. Yang kedua adalah nilai-nilai universal. “Nilai teologis ini tidak bisa diintegrasikan atau dipersatukan. Biarkan masing-masing yakin dengan agamanya,”jelas Habib Muhsin, yang juga Dewan Pembina Front Pembela Islam.

Sedangkan dalam nilai-nilai universal, maka penganut agama-agama dapat bekerjasama. Misalnya, semua agama mengecam perzinahan, kebohongan dan kejahatan-kejahatan lainnya. “Äpakah ada agama yang membolehkan perzinahan?” tanyanya.
Habib menilai konflik antar agama, biasanya kalau ditelusuri yang terjadi sebenarnya adalah karena konflik politik atau ekonomi.

Ia menilai negara besar seperti Amerika, intelijennya banyak membuat kerusakan dunia. “Amerika dulu menyerang Irak, dengan tuduhan bahwa Saddam Husein menyimpan senjata pemusnah massal. Sekarang Amerika mengaku bahwa Saddam tidak mempunyai senjata itu,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu Habib juga menjelaskan tentang peranan ulama Islam yang besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia. “Mereka melawan penjajah karena dimotivasi oleh agama,” terangnya. ||

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *