Walau Sapi Kabur, Wisuda di Pengungsian Jalan Terus

by
Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Al Quran di kamp pengungsi Bangladesh. Foto : Istimewa

Wisuda Akbar anak-anak menghafal Al Quran di kamp pengungsi Bangladesh berlangsung lancar, meski acaranya berlangsung sederhana.

Wartapilihan.com, Cox’s Bazar –Rencananya, usai Wisuda Akbar Indonesia Menghafal di pengungsian (22/10), para peserta bakal makan siang dengan menu daging sapi potong. Tapi batal. Pesta makan siang dengan daging sapi harus diundur, pasalnya sapi kabur.

“Sapi yang akan dipotong malah kabur entah kemana larinya,“ ujar Muhammad Husen (28), panitia di pengungsian Tengkali, Cox’s Bazar, Bangladesh, dengan logat Malaysia.

Meski makan siang dengan lauk sapi batal, acara wisuda akbar terus berlanjut. Untuk santap siang, panitia ke pasar dan membeli berbagai snack : pisang ambon, roti, biskuit, dan minuman jus sari leci.

“Alhamdulillah acara berlangsung hikmat dan penuh semangat dari jamaah dan santri,” ujar Muhammad.

Jamaah dari Masjid Al Mansur, tempat berlangsungnya acara, sudah berdatangan ke acara wisuda dari pagi hari. Mereka ingin menyaksikan anaknya untuk mengikuti hafalan surat-surat pendek meski di pengungsian.

Wisuda berjalan dengan lancar, dibuka dengan surat Ad Dhuha oleh salah satu santri di kamp pengungsian, Abdul Halim (15). Suara yang merdu dan khas dari vokal Bengali ini, membuat jamaah merenung dan terhujat hatinya, hingga ada yang meneteskan air matanya.

Semangat anak yang lain pun untuk menghafalkan surat sungguh luar biasa, walau mereka tinggal di bedeng-bedeng yang hanya ber alas tanah dan beratap terpal dan ranting serta bambu sebagai tiang untuk menopangnya.

Acara berlanjut dengan tausiyah ulama setempat yaitu Syekh Nur Salim Al-Garibi yang mempunyai pesantren dan menampung anak-anak pengungsi dari Rohingya sejak beberapa tahun ini.

Syekh Nur Salim menyampaikan dalam bahasa Bengali yang intinya kita harus tetap bertakwa dan selalu ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan lupa shalat dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya, karena kiamat semakin dekat. “Walau dengan keterbatasan yang kita punya ini. Dan juga jangan lupa selalu mengaji dan menghafalkan al Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Sementara itu, Ustadz Asnal Ma’arif selaku koordinator wisuda akbar Bangladesh, berpesan bahwa meskipun keterbatasan tempat, rumah tinggal dan sebagainya, kita tetap taat kepada Allah SWT. “Dan terus menghafalkan Al Qur’an hingga akhir hayat kita,” jelasnya. II

Izzadina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *