Vaksin Baru Pencegah Tipes

by
http://bogornews.com/

WHO menyetujui penggunaan masal vaksin baru tipes. Berbeda dengan dua vaksin serupa sebelumnya, vaksin tersebut bisa digunakan pada anak-anak di bawah 2 tahun. Bisa mengurangi kasus demam tifoid

Wartapilihan.com, Jakarta –Demam tifoid atau populer dengan sebutan penyakit tipes masih menjadi penyakit menular yang menghantui anak-anak, selain demam berdarah dengue. Gejalanya nyaris susah dibedakan antara dua penyakit tadi. Jumlah penderita penyakit types cukup banyak, tak sedikit pula yang meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaksir 22 juta kasus tipes dijumpai setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 220.000 kasus di antaranya meregang nyawa.

Namun risiko itu kini dapat dicegah. Dalam rilisnya yang disiarkan bbc.com (24/10/2017), WHO mengumumkan bahwa pihaknya sudah menyetujui penggunaan secara massal vaksin tipes. Vaksin tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah kasus penderita dan yang meninggal dunia.

Keputusan untuk merekomendasikan vaksin tipes konjugasi baru dibuat oleh Kelompok Penasihat Strategis WHO untuk Ahli Imunisasi (SAGE). “Untuk pertama kalinya saya berpikir bahwa kami memiliki vaksin yang sangat efektif,” ujar Profesor Alejandro Cravioto, ketua SAGE.

SAGE merekomendasikan vaksin tersebut harus diberikan kepada anak-anak berusia enam bulan terlebih dahulu di derah endemik tipes, sebelum diberikan kepada anak-anak remaja – di atas 15 tahun. Vaksin tersebut terbilang baru. Ini karena dua vaksin sebelumnya yang disetujui  WHO, tak satu pun yang direkomendasikan untuk anak di bawah 2 tahun.

Persetujuan WHO terhadap vaksin baru dibuat karena sudah melewati uji klinis. Penelitian yang digelar peneliti Universitas Oxford dan didanai Bill & Melinda Gates Foundation, melibatkan 112 orang berumur 18-40 tahun di Inggris. Mereka disuntik vaksin bernama Dubbed Vi-TT tadi. Kemudian, tubuhnya dimasuki Salmonella typhii, salah satu bakteri penyebab tipes.

Peneliti memeriksa darah dan fesesnya untuk mengukur kadar bakteri tadi. Ternyata vaksin tak terbukti efektif sebanyak 87% untuk melindungi seseorang dari serangan bakteri tadi. Mereka menderita gejala-gejala yang tidak membahayakan. Mereka diobati dengan antibiotik, seperti ciprofloxacin dan azithoromycin. Penelitian tersebut memberi gambaran yang jelas tentang keefektifan vaksin tanpa harus mengimunisasi ribuan orang. Hasil studinya dipublikasikan dalam Jurnal Lancet.

Ketua tim peneliti Profesor Andrew Pollard, mengatakan bahwa hasil studinya bisa berdampak besar. “Jika diluncurkan di semua komunitas, mungkin bisa mencegah sebagian besar kasus,” ujarnya. Jika menghentikan transmisi pula, meskipun belum dibuktikan, maka hal itu dapat mengeliminasi kasus tipes di wilayah yang mewabah penyakit itu.

The Global Aliance for Vaccine and Immunization (GAVI) sudah menyebar vaksin tadi di 68 negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pihaknya kini tengah mempertimbangkan apakah akan menambahkan vaksin tifoid. “Vaksin ini tidak hanya bisa menyelamatkan nyawa, juga bisa menjadi senjata berharga dalam perang melawan resistensi antimikroba,” kata Dokter Seth Berkley, chief executive officer GAVI. Sebab, kini bakteri Salmonella sudah resisten terhadap sejumlah antibiotik, sehingga pengobatan tipes menjadi lebih sulit.

Tipes merupakan penyakit yang memiliki beberapa gejala, seperti demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, selera makan menurun, dan sembelit alias susah buang air besar. Dalam beberapa kasus, banyak pasien atau keluarga pasien tidak segera menangani, sehingga akibatnya fatal. Sebanyak 1 dari 100 kasus bisa berakibat fatal. Gejala yang bisa mengundang dugaan pasien sudah sembuh, antara lain, suhu tubuh menurun pada pagi hari.

Penyakit ini kerap terjadi di daerah atau wilayah memiliki sanitasi yang buruk, seperti di Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika. Mereka terinfeksi tipes lewat makanan atau air yang terkontaminasi Salmonella.

Di Indonesia juga banyak dijumpai tipes. Prevalensinya 350-810 per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Dari jumlah itu, 50 orang, terutama anak-anak, tak bisa diselamatkan nyawanya. Jika vaksin Vi-TT itu masuk ke Indonesia dan menjadi program nasional, jumlah penderita tipes bakal berkurang banyak.

Helmy K

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *