Ketua Umum ICMI, Jimly Ashiddiqie yang menyatakan bahwa ICMI mendukung Presiden Jokowi dua periode, terancam dilengserkan dari jabatannya. Banyak pengurus daerah yang marah kepada Jimly.
Wartapilihan.com, Jakarta – Ketua Masika ICMI Jawa Timur menulis surat yang bertema mosi tidak percaya kepada Ketum ICMI.
Dalam surat yang ditujukan kepada Pengurus Pusat Majelis Sinergi Kalam ICMI di Jakarta, Ketua Masika ICMI Jatim menyatakan mosi tidak percaya pada kepemimpinan Prof. Jimly Asshiddiqie sebagai ketua umum ICMI bila masih mempertahankan opini pribadinya sebagai opini organisasi. Mengingat ICMI sejatinya adalah organisasi yang harus dijaga independensinya.
“ ICMI sebagai organisasi yang berciri kecendekiawanan bukan tempat yang tepat untuk dukung mendukung salah satu kandidat capres. Karena justru sebaliknya, ICMI adalah tempat yang tepat untuk siapapun presiden RI yang terpilih nantinya meminta sumbang pikiran dan tenaganya ikut mengisi dan mensukseskan agenda pembangunan yanh berkelanjutan,” kata Abdul Rahman Hidayat Ketua Masika ICMI Jatim.
Dengan statemen pribadi Ketum ICMI itu, Abdul Rahman khawatir calon presiden RI mendatang bisa saja antipati menerima pikiran-pikiran ICMI, karena belum tentu Jokowi terpilih kembali, mengingat politik adalah dinamis bukan matematis.
“Memulihkan fungsi dan tugas ICMI yang fatsunnya sebagai organ intelektual bukan organ kepartaian. Karena secara substansi masih ada permasalahan umat yang belum terurus seperti persoalan hukum, ekonomi dll terkait krisis keadilan dan ketimpangan sosial. Bahkan persoalan Islam yang selalu diidentikkan dengan gerakan radikalisme/terorisme saja juga belum usai. Artinya masih banyak yang harus dipikirkan oleh Ketum ICMI ketimbang memikirkan pilpres 2019,”kata Abdul Rahman dalam pers rilisnya hari ini (10/12).
Abdul Rahman mengancam, apabila dalam 1 x 24 jam belum ada klarifikasi dari Ketum ICMI terkait statemennya (Penutupan Silaknas adalah waktu yang tepat untuk ketum ICMI klarifikasi), “maka kami mendesak ICMI Jatim dan Masika ICMI pusat untuk menggunakan hak nya meminta muktamar luar biasa mengganti kepemimpinan ICMI demi menjaga independensi organisasi di masa mendatang.”
Mantan pimpinan ICMI Mohamad Said Didu juga menyesalkan pernyataan Jimly ini. Dalam twitternya ia menulis,” Lebih bagus lagi kalau Prof @JimlyAs yg menjelaskan ke publik. Tapi saya ikuti kok dinamika silatnas di Serpong saat ini. Peserta kecewa thdp pihak yg coba belokkan netralitas ICMI yg dipegang selama ini .”
Anggota Dewan Penasehat ICMI Fuad Bawazier juga menyayangkan pernyataan Jimly. “Jika benar ada pernyataan seperti itu, dukung mendukung begitu sebetulnya bukan tradisinya ICMI. Kalaupun ada ICMI berbuat seperti itu pasti berdasarkan suatu keputusan rapat yang bersifat nasional. Bukan berdasar pendapat individu. Itu pernyataan individu yang bisa menimbulkan kritik luas di dalam,” kata Fuad kepada wartawan, II
Izzadina